BANYUMAS – Desa Wisata Karangsalam, Kecamatan Baturraden peringkat 7 Lomba Desa Wisata Nusantara 2019 kategori desa wisata maju. Pengumuman pemenang ajang tersebut digelar Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia di Tebing Breksi, Desa Sambirejo, Prambanan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (10/12).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Kamulyan Desa Karangsalam, Sisworo mengatakan, hasil lomba tersebut menjadi motivasi untuk mengembangkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata. Sebab, warga di desa tersebut sudah merasakan dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan hidup.
“Sebetulnya, lomba ini bukan menjadi tujuan utama kita. Tapi, yang kami harapkan adalah peningkatan perekonomian warga dari sektor pariwisata,” ujarnya, Selasa (10/12).
Dia menuturkan, sejak Desa Wisata Karangsalam dideklarasikan tahun 2015 lalu, sektor pariwisata sudah berubah menjadi tumpuan perekonomian masyarakat. Mereka membentuk Pokdarwis untuk mengelola sejumlah destinasi dan aktivitas.
Belakangan ini, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengelola sektor wisata. Karangsalam berhasil masuk lantaran Pokdarwis setempat telah melebur menjadi satu bersama dengan pengelolaan air dan sampah.
“Khusus untuk sektor wisata, setiap bulan sekitar sektor wisata menyumbang Rp 10 juta ke Pendapatan Asli Desa,” ujarnya.
Menurut Sisworo, tantangan pengelolaan desa wisata tersebut justru semakin berat. Sebab, ibarat nasi satu kepal yang dikerubuti lalat, dunia pariwisata semakin menjadi daya tarik bagi berbagai kalangan.
Adapun pada lomba ini, Desa Karangsalam, bersaing dengan Desa Kertayasa (Pangandaran) yang menjadi Juara I, Desa Sukalaksana (Garut), Desa Kemiren (Banyuwangi), Desa Taro (Gianyar), Desa Punjulharjo (Rembang), Desa Sambirejo (Sleman), Desa Tridadi (Sleman), Desa Karangrejo (Magelang) dan Desa Bawuran (Bantul) pada nomimasi 10 besar.
Berkembang
Sementara itu, pada kategori Desa Wisata Berkembang, Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Purbalingga menduduki peringkat 6. Ketua Pokdarwis Desa Tanalum, Fatah mengatakan bersyukur atas keberhasilan yang diraih Desa Tanalum sebagai Desa Wisata Nusantara kategori berkembang.
Namun, ia beserta pihak Desa Tanalum dan Pokdarwis Desa Tanalum harus tetap berbangga hati meskipun berada pada urutan ke enam. Menurutnya salah satu kekurangan kenapa harus berada di peringkat ke enam karena faktor pengunjung yang datang ke Desa Tanalum.
“Per Oktober 2019, jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Tanalum sebanyak 11.075 orang. Pada tahun 2018 jumlah pengunjung sebanyak 24.895 orang,” kata Fatah, Senin (9/12).
Dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan Desa Tanalum per tahunnya terjadi penurunan dari Tahun 2018 ke Tahun 2019. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena adanya penutupan dua obyek wisata di Desa Tanalum.
“Ya karena penutupan dua obyek wisata, Curug Nagasari dan Curug Aul karena sedang ada penebangan hutan oleh Perhutani,” ujarnya.
Penutupan dua obyek wisata tersebut juga demi menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung selama berada di lokasi obyek wisata tersebut. Selain penutupan dua obyek wisata juga adanya perubahan trend selfie yang mulai kurang diminati oleh masyarakat.
“Untuk saat ini sendiri wisatawan paling banyak berkunjung ke Curug Karang, di sana juga disediakan berbagai paket wisata untuk wisatawan,” jelas Fatah.
Dia berharap dengan dijadikannya Desa Tanalum sebagai Juara Harapan 3 Desa Wisata Nusantara Tahun 2019 kategori Berkembang ke depannya akan memperbaiki segala kekurangan yang ada id Desa Wisata Tanalum. Hal tersebut menjadi prioritas utama untuk pengelolaan wisata di Desa Tanalum. (K35-60)