PURWOKERTO – Terpaan arus teknologi membuat masyarakat semakin mudah untuk mengakses musik maupun film. Kondisi di satu sisi membuat eksistensi Video Compact Disc (VCD) tergerus. Akibatnya tidak heran keberadaan pedagang VCD, kini sudah sangat jarang.
Keberadaan penyedia jasa film dan musik besar di Indonesia, sebut saja Netflix, Disney, HBO, Spotify hingga Joox membuat kemudahan akses dan update secara lebih cepat di bandingkan VCD.
Selain itu, VCD di nilai memakan tempat, sehingga kurang efisien di era sekarang. Namun, sebagian pedagang VCD tetap bertahan hingga kini.
Seperti yang terlihat di area komplek pusat perbelanjaan Kebondalem Purwokerto. Di lokasi ini, setidaknya terdapat 2 penjual VCD. Bila di bandingkan dengan tahun 1990-2000-an memang terlihat kontras, di mana kala itu penjual VCD sangat menjamur.
Baca Juga : Digempur Kesenian Modern, Lengger Makin Tersisih…
Penjual VCD di komplek perbelanjaan Kebondalem hanya menjadikan berjualan VCD sebagai usaha sampingan.
Bahkan Wahyu, salah satu penjual VCD di lokasi tersebut mengaku berjualan dengan waktu yang tidak tentu.
”Hari ini saya pertama buka setelah 2 bulan ga buka karena Korona. Tadi baru buka jam 11 siang. Kalau tutupnya lihat nanti saja gimana. Kalau ingin tutup ya tinggal tutup,” ujarnya.
Wahyu mengawali berjualan VCD sejak tahun 2013. Masa itu penggunaan VCD masih sangat marak. Ia bahkan langsung mengambil stok sendiri dari Jakarta untuk kebutuhan berjualan kala itu.
Mulai Turun
Omzet penjualan VCD mulai turun sejak 2017 lalu, dan sangat parah pada 2019 lalu.
Selain itu, penjualan VCD rata-rata hanya pada musik. Untuk VCD film sudah sangat jarang peminatnya saat ini.
”Kalau VCD yang beli rata-rata yang punya mobil, buat dengerin lagu di mobil,” ujarnya.
Di lapaknya, Wahyu kini hanya menjual beberapa film lawas. Film-film keluaran terbaru sudah sangat jarang, karena peminat film dengan VCD sangat minim. Sehingga, dia lebih memilih menyediakan VCD musik.
Minimnya minat terhadap VCD saat ini bukan berarti menghilangkan minat orang untuk menggunakan VCD.
Wahyu menambahkan, hari ini ia mampu menjual 7 keping VCD, di mana harga per keping VCD yaitu Rp 10 ribu. Dalam sehari Wahyu maksimal dapat mengantongi Rp 100 ribu.
Baca Juga : Simulasi, Masyarakat Antusias Naik Bus Wisata Gratis
Meski era berjualan online sangat menjanjikan, namun ia sadar berjualan online beresiko bagi produk bajakan. Sehingga, dia tetap memilih hanya berjualan di lapaknya di Kebondalem.
”Saya ga berani kalau online, soalnya ini VCD bajakan,” ujarnya.(mg02-7)