“Kedai kopi saya Pits’Top tutup sejak dua tahun lalu, tapi kopi saya tetap laku! Itu karena saya bisa berjualan kopi lewat internet,” begitu kisah Astajib Syariful Azhar, pengusaha kopi dengan merek dagang Kopiyah Ireng, Desa Linggasari, Kecamatan Kembaran, Banyumas.
Melalui perkembangan teknologi informasi yang cepat, pengusaha terdorong semakin berinovasi, bermetamofosa dan berevolusi memasarkan produknya. Dengan pemasaran digital dan jasa pengiriman yang ada, mereka juga terus mengembangkan pasar lebih luas melebihi batas teritorial pasar tradisional.
“Yang penting sekarang adalah bagiamana menjaga kualitas produk, dan melayani pesanan pembeli dari berbagai penjuru nusantara dengan tepat waktu. Makanya kelancaran internet serta jasa logistik pengiriman sangat menentukan. Dengan pemasaran online kita bisa mengatur ritme usaha sesuai dengan kondisi kita,” jelas Astajib yang juga tergabung sebagai pengurus komunitas Internet Marketter Nahdlatul Ulama (IMNU) Banyumas ini.
Di tengah kesibukannya menjadi pendidik di SMK dan pesantren, Astajib kini terus bermetamorfosis dan berevolisi menjalani pemasaran kopi tradisional menjadi digital. Setiap hari ia menyerap, mengolah dan memasarkan banyak biji kopi lokal dari Lereng Gunung Slamet dari wilayah Banyumas, Pemalang dan Purbalingga. Dengan kemudahan jasa logistik, ia tak perlu lagi bolak balik mengambil kopi petani sekaigus mengantar kopi kepada pelanggan.
“Hingga seperti sekarang ini, kami rutin memproduksi kopi lokal. Ada yang berupa kemasan biji siap giling, ataupun siap seduh. Pengiriman sudah ke Jawa-Luar Jawa dan nusantara. Yang penting pengiriman lancar, aman, bisnis kita lancar,” ujar Astajib yang bisa mengolah kwintalan biji kopi selama sebulan.
Kini untuk memaksimalkan ilmu dan pengetahun pemasaran kopi secara online inilah, Astajib bersama 90 pengusaha yang tergabung dalam IMNU Banyumas terus memperbarui informasi, ilmu dan berbagi pengalaman pemasaran online di era industri 4.0. Iapun terus membangun jejaring dengan kawan pengusaha kopi lain di wilayah Banyumas Raya untuk mengembangkan produk kopi lokal mereka.
“Kompetisi bisnis kopi ini semakin ketat, makanya kualitas produk, pengemasan hingga pengiriman produk menjadi kunci utama keberlangsungan usaha. Untuk itulah kita harus pandai memanfaatkan jasa logistik yang, cepat, aman, dan tepat waktu mengirim produk kita,” jelasnya.
Pemilik kedai kopi Lo.lana Coffea, Heri menyatakan prospek pemasaran kopi lokal nusantara termasuk dari lereng Gunung Slamet Banyumas makin terbuka lebar. Menurutnya selain jasa pengiriman dan strategi pemasaran online mendorong pengusaha kopi meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kopi lokal setempat.
“Jadi mulai dari tanam kopi, perawatan, pemanenan, sangrai, pengemasan, pengiriman, penggilingan, penyeduhan hingga sampai penyajian kopi kepada konsumen adalah rangkaian yang tak terpisahkan dan saling mempengaruhi kualitas kopi. Makanya dari sinilah semua pihak yang terlibat dalam perkopian harus sepenuh hati menjalankan perannya,” jelasnya saat ditemui di kedai kopi cabang di Desa Pageraji, Cilongok, Banyumas.
500 Ton Kopi
Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Provinsi Jateng di Banyumas, Kuswoyo menyebut produksi kopi dari wilayah Banyumas Raya khususnya Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas cukup tinggi. Untuk kopi jenis kopi Arabika berkisar 200 ton dan kopi Robusta kisaran 300 ton per tahun. Dengan pemasaran online serta peran jasa logistik yang cepat hingga pelosok desa, pemasaran kopi lokal Banyumas Raya makin melesat merambah seluruh wilayah nusantara.
“Untuk wilayah Banyumas Raya, budidaya, produksi dan pemasaran kopi lokal terus mengalami peningkatan. Penikmat kopi pasti tak asing lagi dengan kopi Kalibening, Babadan dari Banjarnegara, Gunung Malang dari Purbalingga, Gunung Slamet dari Banyumas dan lainnya masih banyak lagi. Masing-masing punya karakter dan citarasa tersendiri,” jelasnya.
Kuswoyo yang juga merupakan pelaku perkopian menjelaskan saat ini produksi kopi dari wilayah Banyumas Raya masih dominan dihasilkan dari wilayah Banjarnegara. Dengan bagusnya prospeknya kopi serta dukungan jasa pengiriman yang memadai, selain di Purbalingga, kini di wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap juga terus dikembangkan budidaya kopi robusta dan arabika hingga pemasaran kopi.
“yang paling banyak produksinya memang sekarang dari Banjarnegara. Namun untuk pemasarannya sudah merambah seluruh nusantara. Sementara tingkatan Banyumas Raya terserap oleh para penikmat kopi yang memesan sendiri ataupun di kafe kedai kopi yang tersebar banyak di wilayah Banyumas Raya,” jelas pria yang bergelut di bidang perkopian ini.
Dari data perusahaan logistik JNE, disebutkan pemasaran online berkorelasi lurus dengan bisnis jasa logistik. 60-70 pengiriman barang berasal dari ‘e commerce dengan jumlah pengiriman hingga lebih dari 20 juta. Terkait hal itulah melalui 7000 outlet di seluruh Indonesia termasuk 1000 outlet di Jawa Tengah dan Yogyakarta, JNE terus mengembangkan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pengiriman barang seluruh pelanggan.
“JNE terus bertransformasi menjadi perusahaan jasa pengiriman ekspres dan logistik di era digital dengan mengembangkan sektor Informasi dan Teknologi, infrastruktur, jaringan, sumber daya manusia dan strategi distriusi. Maksimalisasi kolaborasi dan sinergi dengan pihak teknologi pembiayaan dan pasar online juga terus dilaksananakan,” jelas PR JNE Regional Jateng DIY, Widiana.
Secara konkret, JNE terus memanfaatkan pelayanan kepada konsumen dengan basis teknologi informasi untuk kelancaran dan kemudahan pelanggan untuk memanfaatkan pelayanan pengiriman dalam dan luar negeri. Dengan itu, konsumen bisa mendapatkan layanan JNE dengan memanfaatkan gadget. Khusus untuk UMKM termasuk pengusaha kopi, JNE juga memberikan fasilitas keanggotaan atau fasilitas menjadi pelanggan perusahaan dengan berbagai keuntungan.
“Di bulan September ini pula JNE baru saja berinovasi dengan meluncurkan digital payment untuk kemudahan transaksi pengiriman, dan juga melaksanakan beragam program CSR di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Kami berharap berbagai langkah JNE, dapat bermanfaat bagi masyarakat luas”, jelasnya.(Susanto-).