BANJARNEGARA – Dinas Kesehatan Banjarnegara kesulitan untuk mendapatkan masker. Pasalnya alat pengamanan diri ini langka di pasaran sejak munculnya kasus virus korona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19).
Dinkes terpaksa menarik persediaan masker di seluruh puskesmas untuk menyuplai kebutuhan paramedis yang menangani pasien di rumah sakit.
Kepala Dinkes Banjarnegara, dr Ahmad Setiawan mengatakan, kebutuhan masker dalam beberapa pekan terakhir meningkat tajam. Bahkan, ketersediaan masker di pasaran juga sulit didapatkan.
“Akibat permintaan masker yang sangat tinggi dari masyarakat, kami pun kesulitan untuk mendapatkan masker,” katanya, Rabu (18/3).
Dikatakan, untuk penanganan pasien yang dalam pengawasan maupun orang dalam pantauan terkait virus korona, dibutuhkan alat pelindung diri (APD), salah satunya masker. Namun, dampak dari kelangkaan masker di pasaran, pihaknya juga mulai kesulitan mendapatkan pasokan masker.
“Hari ini, kami menarik stok masker yang ada di puskesmas untuk memenuhi kebutuhan paramedis di rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, ketersediaan masker saat ini diprioritaskan bagi paramedis yang disiagakan untuk menangani pasien, terutama yang statusnya pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Karena, orang yang melakukan perawatan sangat rentan terpapar virus korona.
“Masker diprioritaskan bagi orang yang sakit dan yang melakukan perawatan,” ujarnya.
Sebelumnya, saat konferensi jauh dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono melaporkan, sampai saat ini Banjarnegara masih bebas dari korona. Kendati demikian, ada 6 pasien yang statusnya pasien dalam pengawasan (PDP), 2 orang dalam pemantauan (ODP) yakni satu orang dari Banjarnegara dan 1 orang lagi titipan dari daerah lain.
Bupati juga mengatakan, Pemkab kesulitan untuk mendapatkan APD bagi paramedis rumah sakit yang melakukan perawatan. Sehingga, hal tersebut sangat berisiko bagi paramedis yang menangani pasien. (K36-52)