PURWOKERTO – Tugu jam penanda Kota Purwokerto di Jalan Jenderal Soedirman kini dipasang lagi di dekat air mancur perempatan eks Sri ratu. Tugu jam tersebut sebelumnya dihilangkan dan di lokasi tersebut diganti segitiga air mancur.
“Sejak awal Desember sudah kita pasang lagi, karena banyak warga yang mempertakan, kenapa tugu jam itu dihilangkan. Makanya di anggaran 2019 ini dilakukan pengadaan lagi dan sekarang sudah dipasang untuk penanda tiga titik arah,” kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Widodo Sugiri, Rabu (26/12).
Meski sudah dipasang lagi, namun kata dia, bentuknya tidak sama seperti saat berdiri tugu jam. Tugu jam yang dibangun ini lebih ramping, dibuat tiga arah. Yakni dari arah utara, timur dan barat. Pemasangannya disamping air mancur.
“Untuk anggaran pengadaan jam, lampu, pot taman di bagian selatan dan utara sekitar Rp 150 juta. Kalau air mancurnya kalau tidak salah dibangun tahun 2016,” katanya.
Pemasangan kembali ini, lanjut dia, selain untuk penanda waktu, sekaligus untuk menjaga estetika kota. Pasalnya saat air mancur dimatikan pada malam hari, lokasi tersebut terkesan hampa. Sehingga dengan dipasang tugu jam, masih ada hiasan lampu yang menyala dan dengan taman disekitarnya.
Tabebuya
Selain pengadaan jam di prempatan eks Sri ratu, kata Sugirii, kegiatan pemeliharaan dan perawatan taman untuk anggaran 2019, sudah terselesaikan. Kegiatan yang terakhir ditangani yakni, pemeliharaan Jl Yos Sudarso Purwokerto Barat, dengan menambah tanaman. Kemudian median Jl Gerilnya, juga ditambah tanaman, selanjutnya Bundaran Taman Rekreasi Andhang Pangrenan, juga penambahan tanaman.
Pada tahun ini, lanjut dia, juga sudah diselesaikan peninggian pot untuk tanaman tabebuya di sepanjang Jl Jenderal Sodirman dari perempatan Sri Maya sampai perempatan Pasar Wage. Ini ditangani ddengan anggaran sekitar Rp 200 juta. Selanjutnya, akan diteruskan dengan anggaran tahun 2020.
“Tahap pertama baru bisa menyelesaikan dari Sri Maya sampai Pasar Wage. Tahun depan dilanjutkan yang ke arah timur. Kita tinggikan potnya supaya pohonya tidak roboh,” terang dia.
Untuk kegiatan pemeliharaan taman, jelas dia, memakai pegawai harian lepas (PHL). Untuk dianggarkan Rp 1 miliar. Untuk kegiatan fisiknya sekitar Rp 1,5 miliar.
“Tahun ini kita dapat alokasi anggarannya setahun sekitar Rp 2,5 miliar sudah bisa terserap semua,” ujarnya. (G22-20)