PURWOKERTO – Puncak rangkaian peringatan Hari Jadi ke-452 Kabupaten Banyumas ditutup dengan rapat paripurna yang digelar DPRD Banyumas, usai upacara di Alun-alun Purwokerto, Rabu (22/2/2022).
Paripurna dihadiri unsur pimpinan dan anggota DPRD, bupati-wakil bupati, unsur Forkompinda, sekda, kepala OPD, tamu undangan dari berbagai elemen masyarakat.
Dalam rapat paripurna hanya dengan agenda tunggal, yakni menyaksikan penayangan riwayat perjalanan kelahiran Kabupaten Banyumas.
Teks riwayat hari jadi tidak lagi dibacakan secara langsung. Namun dikemas lewat audio visual dalam bentuk animasi atau divisualisasikan dalam dunia digital.
Baca Juga : Kirab Pusaka Sedot Perhatian Berikut Empat Pusaka yang Dikirab
Mereka yang menyaksikan juga lebih fokus dan mudah untuk mencerna, karena tidak merubah isinya.
Ketua DPRD Banyumas dr Budhi Setiawan usai memimpin paripurna mengatakan, rangkaian peringatan hari jadi sudah berjalan dengan baik, termasuk puncaknya rapat paripurna di DPRD.
Penyelenggaraan dan sambutan dari masyarakat dan berbagai kalangan dinilai cukup meriah dan sudah sesuai yang
direncanakan.
Sesuai tema peringatan tahun ini, yakni 3T (tatag, teteg,tutug), kata dr Budhi, ini harus bisa dipegang, dilaksanakan dan diselesaikan. Terutama untuk tetap menjaga semangat guyub rukun dan kondusivitas
wilayah.
Menurutnya, apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulu di Banyumas akan dilanjutkan oleh para generasi penerus. Sehingga peringatan hari jadi seperti ini sebagai bagian dari upaya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Banyumas yang harus tetap diingat oleh warga Banyumas.
“Peringatan seperti ini untuk mengingatkan kembali, bahwa Banyumas ini telah memberi kehidupan bagi kita, sehingga harus terus disengkuyung dan diturunkan kepada anak cucu ke depan,” ajaknya.
Paripurna kali ini ada yang beda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengemasan untuk penyampaian riwayat Kabupaten Banyumas sekarang mengunakan visualisasi lewat digital. Sebelumnya hanya sekadar dibacakan oleh perwakilan anggota dewan.
Baca Juga : Kirab Pusaka Sedot Ribuan Warga
Menurut dr Buhdi, ini diubah karena model dibacakan terkesan menoton dan membosankan. Lewat penayangan visualisasi digital diharapkan mudah dicerna dan terus membekas di memori yang hadir di paripurna tersebut.
“Visualisasi video digital ini sama sekali tidak merubah, karena isinya sama persis dengan riwayat hari jadi. Tapi ini tetap kita evaluasi, apakah ke depan ada perubahan atau model lain,” ujarnya.(aw-7)