PURWOKERTO-Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UM) Pekalongan melakukan studi banding ke Urusan Internasional Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Perwakilan delegasi masing-masing tujuh orang mengunjungi Kantor Urusan Internasional (KUI) UMP.
Direktur Kantor Urusan Internasional UMP, Santhy Hawanti PhD mengatakan, tujuan dari studi banding dari dua Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) itu untuk melihat dan memahami secara langsung mengenai pengelolaan KUI UMP dan mengenai pengelolaan Biro Administrasi dan Akademik yang ada di UMP.
Lebih lanjut, Santhy mengatakan, kegiatan ini bukan hanya untuk melihat, namun juga untuk diskusi teknis mengenai apa yang harus dimiliki oleh Kantor Urusan Internasional, terutama dalam hal ketrampilan staff dan persiapan dalam pengelolaan mahasiswa dari Luar Negeri serta kegiatan Internasional yang ada di UMP.
“Prinsipnya, kami menyampaikan hal dasar mengenai pengelolaan program Internasional, menginisiasi, mengimplementasikan, dan memanage mengenai aspek yang harus disiapkan untuk menjadikan Kantor Urusan Internasional unit yang fungsional dan strategis untuk pengembangan institusi,” katanya, Selasa (28/1).
Wakil rektor IV Bagian Riset, Inovasi, dan Sumber Daya Manusia, Dr Anwar Ma`ruf MT mengatakan, dalam kegiatan ini nantinya apa saja yang dibutuhkan bisa langsung diungkapkan hingga nantinya dari UMP akan memfasilitasi dan memberi informasi semua hal yang diperlukan.
“Karena pada prinsipnya UMP memegang teguh bahwa ilmu itu harus di bagikan, jadi insyallah kami akan open kepada siapapun yang butuh,” katanya.
Kepala Kerjasama antar Lembaga Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang Nita Rusdiana SFarm MSc Apt mengatakan, studi banding tersebut sangat bermanfaat untuk bisa diterapkan sama di kampusnya. Pihak UMP, katanya, juga menyambut dengan baik delegasi dari Tangerang dan Pekalongan.
“Studi banding ini bertujuan untuk belajar dengan UMP dalam tata kelola urusan nasional maupun internasional,” katanya.
Kepala Lembaga Pengembangan Bahasa, Humas dan Kerjasama UM Pekalongan, Aida Rusmariana SKep Ns MAN mengatakan, setelah berganti nama dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah menjadi Universitas Muhammadiyah Pekalongan, membutuhkan banyak referensi dan pengalaman mengelola manajemen kampus dari pihak UMP. Perkembangan kampus UMP, nilai dia, tergolong cukup pesat, sehingga layak dijadikan tempat untuk studi banding.
“Setelah ini, kami juga akan menjalin kerjasama dalam bentuk yang lain. Kamis masih membutuhakn konsultasi dan masukan lain ke depannya,” tandasnya. 9G22-)