BANYUMAS – Menjelang Lebaran, harga daging sapi di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya mengalami kenaikan. Kenaikan ini berdampak terhadap penjualan daging sapi.
Informasi yang di peroleh menyebutkan, kenaikan harga daging sapi ini menyesuaikan harga yang telah di tetapkan oleh Asosiasi Pedagang Daging dan Sapi Banyumas (ASPEDAMAS) dan berlaku mulai Rabu (20/4/2022).
Ratni (52), pemilik kios daging sapi di Jalan Supriyadi No 16 Purwokerto mengaku kenaikan harga sapi tidak hanya terjadi di kiosnya, namun serentak di seluruh kios pedagang daging sapi di wilayah Kabupaten Banyumas. Mereka menyesuaikan harga yang di tetapkan oleh ASPEDAMAS.
Baca Juga :Jelang Lebaran, Penyaluran Bansos Terus Dilakukan
Sebelum Ramadaan, harga daging sapi Rp 120 ribu per kg. Semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri, harga daging sapi biasanya memang semakin naik. Namun menurut Ratni, tahun ini berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya.
”Setiap tahun saat mendekati lebaran itu memang harganya biasanya naik. Kita menyesuaikan harga yang di tetapkan oleh para penjagal sapi,” ujar dia.
Tetapi biasanya kalau tahun-tahun sebelumnya, setelah naik itu pasti turun lagi harganya. ”Kalau tahun ini justru harganya naik terus,” ungkapnya.
Pembeli daging sapi dari kios Ratni berasal dari berbagai macam latar belakang. Mulai penjual di pasar, penjual bakso, hingga ibu rumah tangga.
Banyak Keluhan
Sejak adanya kenaikan harga daging sapi ini, Ratni mengaku menerima banyak keluhan dari pembeli.
”Kan yang beli daging sapi dari saya banyak. Ada juga penjual-penjual bakso, mereka mengeluh sekali karena kalau daging sapi naik harga bakso mereka juga pastinya ikut naik. Jadi keluhan-keluhan dari pembeli itu pastinya ada,” tambah Ratni.
Hal yang sama juga di ungkapkan pedagang daging sapi di Pasar Hewan Sokaraja. Salah satunya Kusna (42).
Dia menjelaskan, sebelum adanya kenaikan, harga jual daging sapi di kiosnya Rp 130 ribu per kg.
”Ini saja sudah mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Sepertinya akan terus naik lagi. Para pedagang daging lainnya di sini juga sudah berjaga-jaga. Paling tinggi itu bisa sampai Rp 160 ribu per kilogram atau bahkan bisa lebih,” ujar dia.
Baca Juga : Sambut Pemudik Berlibur di Purwokerto, Ini yang Dilakukan Dinporabudpar
Di sisi lain, ia juga khawatir masyarakat akan lebih memilih daging kerbau beku dari luar negeri di bandingkan daging sapi lokal.
”Walau pemerintah sudah menjanjikan ketersediaan sapi dan juga pelanggan tetap datang, tapi kan kita tetap waspada jika tiba-tiba harganya melonjak dan pelanggan akhirnya lebih memilih beli daging kerbau impor. Bisa kelabakan kita di sini,” tuturnya.(MG02-7)