PURWOKERTO – Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Faperta Unsoed) Purwokerto berkomitmen memberikan dukungan bagi berbagai pihak dalam meningkatkan produksi pangan.
Bentuk dukungannya dengan mengenalkan Teknologi Superbodi untuk mendukung ketahanan pangan pada masa pandemi Covid-19. Teknologi Superbodi dikenalkan oleh Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D dan tim desa binaan Faperta Unsoed kepada para petani Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas.
Teknologi ini dipraktikkan secara langsung di lapang dengan pembatasan jumlah peserta, penggunaan masker, penerapan physical dan social distancing. Kemudian ditindaklanjuti dengan alih teknologi melalui video teknologi tepat guna sebagai upaya mengurangi risiko penularan virus korona selama masa pandemi.
Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D mengatakan, teknologi ini menjawab kekhawatiran para petani yang terlambat panen padi yang ditanam pada musim tanam pertama.
Mereka mengeluhkan ketakutan tidak dapat panen pada musim tanam kedua jika menanam padi lagi, karena diprediksi akan kekurangan air pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.
Dikatakannya, beberapa petani melaporkan selama ini peluang panen pada musim tanam kedua hanya sekitar 50 persen pada lahan-lahan yang terlambat memanen padi yang ditanam pada musim tanam sebelumnya. Artinya, sebagian petani akan mengalami gagal panen akibat kekeringan.
“Pelaksanaan alih teknologi di lapang juga dipilih sebagai upaya meminimalkan penularan virus korona dibandingkan jika dilaksanakan di ruang tertutup. Sinar matahari pagi selama beraktivitas di lahan juga diharapkan menjadi salah satu upaya mengikuti anjuran berjemur untuk menjaga para pengabdi dan peserta alih teknologi semakin sehat,” kata Prof. Totok Agung.
Program Pendampingan
Alih teknologi Superbodi kedelai yang dilaksanakan pada Selasa (28/4/2020) di lahan petani Desa Wlahar Wetan merupakan bagian dari program pendampingan Desa Binaan Faperta Unsoed tahun 2020.
Alih teknologi ini mengawali penanaman demplot Superbodi yang diharapkan menjadi sekolah lapang bagi para petani setempat. Istilah Superbodi merupakan akronim dari memasukan benih di pertengahan bonggol/bedogol padi.
Prof Totok Agung menjelaskan, penanaman benih kedelai, kacang hijau ataupun biji palawija lain dengan teknik ini akan mendukung pertumbuhan tanaman, karena terjaganya perakaran tanaman yang biasanya terganggu oleh merekahnya tanah akibat kekuarangan air pada musim tanam kedua.
Seresah bonggol padi dapat mempertahankan kelembaban tanah di bagian perakaran kedelai dan menjadi cadangan bahan organik sehingga pertumbuhannya menjadi tetap optimal.
Biasanya petani menanam kedelai di sela-sela bonggol tanaman padi musim tanam sebelumnya. Sehingga tanaman mengalami kekeringan dan tidak dapat bertahan hingga panen.
“Teknologi ini digali dari kearifan lokal petani di beberapa daerah yang disempurnakan dengan pengaturan jarak tanam sejak pertanaman padi sebelumnya, penggunaan varietas unggul dan penggunaan biofertilizer,” katanya menjelaskan.
Pendampingan teknologi dari Faperta Unsoed kepada para petani di Desa Wlahar Wetan di masa pandemi ini diharapkan mampu membangkitkan semangat petani untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan perannya sebagai penopang ketersediaan pangan. Sekaligus sebagai bentuk sumbangsih lembaga dalam mendukung ketahanan pangan nasional di masa pandemi. (H60-)