PURBALINGGA – Festival Kopi Purbalingga #2 digelar Jumat-Minggu (8-10/11) di halaman Stadion Goentoer Darjono Purbalingga. Festival ini sebagai penanda kebangkitan kejayaan kopi Purbalingga.
Ketua Komunitas Ruang Kopi Purbalingga, Azhari Kimiawan mengatakan, jika menelisik masa lalu, Purbalingga pernah menjadi penyumbang kopi terbesar di Karesidenan Banyumas. Sayangnya lambat laun pesona kopi Purbalingga turun sangat lama.
“Hingga tren kopi dunia sekarang sampai ke Purbalingga, 2-3 tahun belakangan kembali bangkit. Ini ditandai dengan munculnya jumlah pelaku kopi signifikan,” katanya.
Menurutnya, pada 2016 baru ada enam kedai kopi di ranah Perwira ini, namun terakhir sudah ada 42 kedai kopi. Festival ini merupakan inisiatif dari pelaku kopi Purbalingga dari hulu dan hilir, sebagai perayaan pertanda bahwa Kopi di Purbalingga masih eksis.
Festival ini menggunakan produk kopi asli Purbalingga yang diolah ditanam dan disajikan pelaku kopi Purbalingga.
“Saya pribadi berfikir ketika pemerintah baik, pimpinan baik maka pada tahun-tahun yang akan datang festival ini akan terus terselenggara. Sebagai ajang pelaku kopi Purbalingga merayakan keberhasilan kopi Purbalingga,” katanya.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, kopi Purbalingga telah memiliki banyak varian khas hampir di masing-masing kecamatan. Dengan kemasan yang sudah sangat menarik, dia optimis kopi Purbalingga akan go internasional dan mendapatkan tempat di hati para pecinta kopi.
“Dalam rangka mendukung kopi Purbalingga untuk kembali bangkit berjaya. Saya akan membuat Surat Edaran, khususnya kepada para pimpinan OPD, jadi panjenengan ini ketika akan minum kopi harus menggunakan kopi Purbalingga,” kata Tiwi saat membuka festival, Jumat (8/11) malam.
Ia mengajak untuk para instansi-instansi pemerintah wajib menggunakan produk kopi yang ditanam, diolah dan diproduksi oleh para pelaku kopi dari Purbalingga. Tiwi berharap festival ini bisa menjadi ajang untuk mempromosikan potensi Purbalingga.
Karena itu ia mengajak agar seluruh elemen untuk bareng sengkuyung mengembalikan kejayaan kopi Purbalingga. (H82-37)