PURWOKERTO -Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKB) menolak rencana tes swab massal yang akan dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren di Kabupaten Banyumas, menyusul banyaknya santri yang terkonfirmasi positif terpapar covid-19. Pasalnya tes swab massal dikhawatirkan akan memicu kepanikan dan kegaduhan di masyarakat.
Ketua Fraksi PKB DPRD Banyumas, Imam Ahfas menulai, pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren seharusnya cukup dengan cara memperkuat peran tim gugus tugas pesantren dengan pendampingan Puskesmas di tiap kecamatan.
Menurutnya, Pemkab Banyumas diminta bisa lebih bijak dalam setiap penanganan dan pencegahan Covid-19 ini. Langkah pencegahan yang dilakukan dilingkungan pesantren jangan sampai menimbulkan stigma negatif, bahwa pesantren menjadi tempat yang membahayakan.
“Test Swab memang penting dan perlu, tapi yang lebih utama adalah pendampingan dari tim kesehatan di Puskesmas. Program ‘jogo santri’ yang yang dicanangkan pemprov mestinya ini ini yang harus diperkuat,” katanya, Minggu (27/9).
Dia mengaatakan, tes swab tersebut bisa dilakukan jika ditemukan adanya gejala. Namun jika kasus terjadi di beberapa pesantren, kemudian bakal dilakukan tes swab massal pesantren di Banyumas, hal ini yang tidak tepat.
“Aanya temuan santri yang terpapar Cobid-19 dan kabar bakal dilakukan swab massal, ini saja sudah menimbulkan kegaduhan, baik dilingkungan pesantren maupun para wali murid. Wali murid yang anaknya di karantina saja sekarang sudah kawatir,” katanya menggambarkan.
Dia menyarankan, penyebaran Covid harus menjadi evaluasi semua pihak, tidak hanya pesantren saja. Untuk itu peran pendampingan kesehatan di pesantren menjadi sangat penting. Kemudian peningkatan imunitas santri juga perlu dilakukan, misal dengan memberi suplemen.
(Baca Juga : 137 Santri Dinyatakan Positif Covid-19 )
Dialog Forum Pontren
Terkait dengan perkembangan situasi terkini, fraksinya mendorong untuk dilakukan dialog antara bupati dengan forum pondok pesantren.
“Rencana Senin besok kita ada audiensi dan dialog, Juli lalu forum pondok pesantren sudah pernah dialog, namun tindaklanjutnya perlu dimaksimalkan. Ia mencontohkan, wilayah Kemranjen paling banyak pondok pesantren. Ada sekitar 10 pesantren, jika diawasi dua Puskesmas dinilai sudah cukup.
“Puskesmas agar terus melakukan pendampingan dan bekerjasama dengan tim gugus tugas Covid yang sudah ada di pesantren,” sarannya.
Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan, sebelumnya mengatakan untuk pencegahan di lingkngan pondok pesantren diterapkan protokol yang ketat. Memakai masker dan tetap ada jaga jarak. Termasuk mobilitas para santri harus dipantau.
“Jangan angap itu apseperti di rumah sendiri, terus tidak pakai masker atau jaga jarak. Di Banyumas kan jumlah pondoknya hampir 200 tempat dengan santri sekitar 27 ribu orang, kan ini jumlah yang besar,” katanya. (G22-)