SEMARANG – Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tanggung Bencana (Gagah Bencana) di Provinsi Jateng, Kamis (9/12) lalu di luncurkan. Peluncuran gerakan ini di lakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng, Atikoh Ganjar Pranowo secara virtual.
Menurut Atikoh, ‘Gagah Bencana’ merupakan gerakan PKK dari tingkat pusat hingga desa/kelurahan untuk membentuk individu keluarga dan masyarakat agar mampu menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat, dari aspek fisik manusia maupun lingkungannya. Serta tanggap dan tangguh terhadap berbagai bentuk bencana.
”Bencana yang di maksud tidak selalu bencana alam, tetapi bencana sosial, bencana kesehatan. Seperti pandemi Covid-19 dan bencana lainnya,” terangnya.
Melalui ‘Gagah Bencana’, maka setiap keluarga sebagai kelompok terkecil hingga keluarga dalam komunitas, harapannya memiliki mekanisme pencegahan terjadinya bencana.
Keluarga memiliki kewaspadaan atau early warning system terhadap risiko bencana yang akan di alami dan tanggap serta tangguh dalam menghadapi bencana ketika bencana itu terjadi.
Sebagai implementasi ‘Gagah Bencana’, Atikoh berharap setiap kabupaten/kota membentuk piloting project ‘Gagah Bencana’ dengan salah satu indikator. Antara lain ‘Gagah Bencana’ peduli stunting, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peduli kesehatan ibu dan anak (KIA), siaga kebakaran lingkungan, bencana alam, peduli lingkungan.
Ada pula pilot project ‘Gagah Bencana’ menuju keluarga sehat berkualitas, keuangan sehat, atau mewujudkan keluarga sehat pasangan usia subur.
”Setiap daerah dapat memiliki lebih dari dua isu yang di tangani yang saling berkaitan. Seperti isu peduli stunting yang di integrasikan dengan isu PHBS, keluarga berkualitas, menuju keuangan sehat dan lain-lain,” jelas Atikoh.
Baca Juga : Menperin: IKM Mamin Ditambah, Bukti Nyata Industri 4.0 Inklusif dan Berkelanjutan
Dalam pelaksanaannya, lanjut dia, gerakan ini tidak hanya di lakukan Tim Penggerak PKK, tetapi di laksanakan secara pentahelix melibatkan Perguruan Tinggi, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi masyarakat dan media.
Respon Bagus
Atikoh mengakui, mengingat kegiatan ini baru kali pertama, respons kabupaten/kota cukup bagus. Dari 35 kabupaten/ kota tercatat ada 29 desa/ kelurahan dari 21 kabupaten/ kota yang mengusulkan rencana aksinya.
Sebagian besar memilih indikator stunting. Ada pula yang memilih bencana alam (dua desa), PHBS (satu desa), dan peduli lingkungan (dua desa).
Program itu akan di laksanakan di seluruh wilayah yang sudah mengusulkan menjadi pilot project dari 2021 sampai 2024, dan di harapkan setiap semester melaporkan progress capaiannya.
Dia mengharapkan, bantuan dari mitra kerja dalam mendukung program ini, terutama lintas sektor terkait, baik pemerintah maupun non pemerintah.
”Pelaksanaan ‘Gagah Bencana ini’ di harapkan juga dapat mempercepat upaya penanganan dan pemulihan akibat pandemi Covid-19,” tandasnya.(*-7)
Sumber : jatengprov.go.id