PURWOKERTO – Pertambahan galeri seni di wilayah Banyumas menandakan potensi daya tarik di bidang seni rupa semakin bertumbuh. Hal ini bisa menjadi tolok ukur peningkatan gairah berkesenian di sebuah daerah.
Perupa Banyumas, Budi Setyawan mengatakan, sepanjang tahun 2019 sedikitnya 5 galeri seni rupa hadir di sekitar wilayah Banyumas. Tempat tersebut juga dikelola langsung oleh perupanya sendiri.
“Saya perhatikan ada beberapa yang baru muncul. Terakhir ya saya buka sendiri, bulan Desember lalu,” kata pemilik Galeri Busyet Baturraden ini, Kamis (9/1).
Menurutnya, selain galeri yang bertambah, pameran lukisan juga kerap digelar. Tahun 2019 lalu terdapat puluhan pameran berskala kecil dan besar yang digelar.
Namun, peningkatan aktivitas dalam dunia seni rupa ini harus tetap dipertahankan. Oleh karena itu, para perupa harus lebih produktif berkarya dan berani memasarkan karyanya serta membuat pameran.
Belum lama ini, pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Chusmeru, menyebutkan, galeri seni rupa atau seni lukis dapat dioptimalkan menjadi daya tarik wisata daerah. Selain karena memiliki sejarah sebagai galeri lukis terpanjang se Asia Tenggara, karya para pelukis asal Banyumas juga patut diperhitungkan.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Banyumas bisa menggandeng seniman untuk memberi kontribusi pada sektor pariwisata. Misalnya dengan memunculkan ciri khas lukisan Banyumas untuk melihat sejauh mana seni lukis Banyumas bisa memasuki pasar wisata.
“Contohnya seperti lukisan khas Ubud, Bali yang bergaya khas, dengan warna yang cerah dan identik dengan lukisan berbagai jenis burung,” ujarnya.
Chusmeru mengatakan, sudah saatnya pelukis Banyumas memasarkan dan meningkatkan promosi karyanya melalui media sosial dan market place. Saat ini banyak juga kolektor lukisan yang berburu karya tidak datang langsung ke galeri tetapi mencarinya di media sosial. (K35-52)