SEJAK menjelang Lebaran lalu hingga hari ini, sebanyak 240 lukisan karya pelukis Purbalingga dan sekitarnya terpajang di lorong masuk objek wisata Purbasari Pancuranmas Purbayasa Purbalingga. Lukisan yang terpajang itu merupakan karya para perupa yang tergabung dalam Komunitas Wongso Art.
Sejumlah pengunjung yang melintas nampak antusias untuk mengamati satu per satu lukisan itu. Ada pula yang kepincut dengan salah satu lukisan lalu memberinya mahar untuk buah tangan.
“Meski di tengah pandemi, kami harus tetap berkarya. Tidak boleh berhenti,” kata pelukis Wongso Art, Budi “Busyet” Setiawan.
Selain berkarya di rumah, para pelukis yang tergabung komunitas ini dari lima kabupaten juga tetap rutin melukis on the spot di sejumlah lokasi. Tidak ketinggalan pula sejumlah pameran baik tingkat lokal hingga nasional diikuti.
(Baca Juga : Cerita Rahma Gadis Lumpuh Pelukis Sketsa Wajah, Melukis Semangat dari Atas Tempat Tidur)
“Kami masih keliling dari spot satu ke spot lain untuk melukis. Tentu saja kami menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Jaga jarak, mengenakan masker, dan sering membersihkan tangan dengan penyanitasi tangan,” katanya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Komunitas Blarak. Pandemi Covid-19 tak menyurutkan mereka untuk mengaktualisasikan diri dalam berkarya. Pada Maret lalu 40 karya mereka juga dipamerkan di lobi Hotel Grand Braling Purbalingga.
“Karya lukisan ini merupakan hasil kreasi pelukis Purbalingga saat pandemi melanda. Di tengah pandemi mereka malah produktif untuk melukis,” kata Koordinator Komunitas Blarak Agus Winarto, yang juga menjadi penggagas pameran lukisan tersebut.
Produktif
Pameran ini bisa menjadi wahana menjaga semangat berkarya dari para pelukis Purbalingga. Walaupun masih dalam situasi pandemi ternyata pelukis Purbalingga masih produktif. Karya yang dipamerkan kebanyakan dibuat saat pandemi.
Laih halnya dengan pelukis Chune Yulianto alias Ebeg Mayong. Secara mandiri dia menggelar pameran lukisan bertepatan Ulang Tahun Sanggar Bambu Yogyakarta ke 62 di Big Boss Cafe & Kitchen Purbalingga awal April lalu. Uniknya pameran yang pembukaannya dengan menampilkan pentas dalang Jemblung dan lukis on the spot, hanya berlangsung 3 jam saja.
“Ini sengaja. Karena selain harus berbeda dalam karya, pelukis juga harus menampilkan sisi unik yang lainnya. Misalnya, durasi pameran, apa lagi sekarang sedang pandemi,” kata pria yang mengkultuskan diri sebagai Presiden Pelukis Purbalingga ini.
Pameran tersebut menjadi salah satu upaya dokumentasi karya-karya seni lokal di Purbalingga, sudah semakin terpinggirkan bahkan punah. Chune menampilkan lukisan yang ekspresif, melalui warna serta ekspresi karakter dalam lukisan. Ada lukisan tentang angguk, lengger, dames, cowongan, ujungan, hingga kotekan lesung.
(Baca Juga : 70 Pelukis Se-Jateng Melukis Bersama di Purbalingga)
Ketua Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) Bowo Leksono, mengatakan, pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap para seniman lukis, namun hal itu tidak sesignifikan terhadap seniman pertunjukkan. Bahkan seni rupa di Bumi Perwira dalam dua tahun ini semakin bergairah.
“Sejumlah komunitas maupun personal menggelar pameran, melukis on the spot dan berkarya sendiri di rumah,” katanya.
Internasional
Misalnya pada 23 Januari hingga 23 Februari lalu, enam pelukis Purbalingga, Budi Setyawan, Imam Karsono, Khadno Aprianto, Yuli Hartono, Sajiman Abdul Hadi, Hamdi. Sementara Mudjiono pameran seni lukis internasional bertajuk Imlek Art International Exhibition di Rest Area Heritage KM 260B Banjaratama, Brebes. Karya mereka bersanding dengan para perupa dari tujuh negara yaitu Inggris, Meksiko, Amerika Selatan, Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia.
“Kami dari DKP sedang melakukan pendekatan dengan kawan-kawan pelukis. Menggali apa yang bisa kami fasilitasi untuk mereka, terutama agar tetap berkarya di tengah pandemi Covid-19,” katanya.
Baru-baru ini DKP menggelar sejumlah kegiatan kesenian yang melibatkan berbagai unsur kesenian. DKP mengajak para perupa dari empat komunitas untuk melukis on the spot. Masing-masing Wongso Art, Blarak, Manah Hati dan Kampung Kartun. (ri-4)