PURWOKERTO – Sejak Februari 2019 GOR Satria Purwokerto dikelola Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), sebelumnya oleh kepala seksi (Kasi). Dengan perubahan tersebut, diharapkan pengelolaan kompleks olahraga itu menjadi lebih baik, karena lebih fokus.
Itulah tanggapan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas Asis Kusumandani, ketika diminta tanggapan atas saran mantan Rektor Unsoed Prof Drs Rubijanto Misman, Senin (20/1). Rubi menyarankan GOR Satria dikelola oleh lembaga BUMD, untuk memaksimalkan potensi.
Menurut Asis, saran dikelola BUMD bisa dilaksanakan, asal ada izin Bupati. Dia pun mempersilakan, kalau itu membuat lebih baik. Upaya peningkatan pelayanan sudah dilakukan, dengan mengubah pengelola, semua oleh Kasi menjadi UPTD. UPTD dibentuk untuk meningkatkan pelayanan, juga menangani pengembangan GOR Satria, sebagai bagian dari pelayanan.
Untuk kondisi saat ini, katanya, lembaga setingkat UPTD sudah cukup. GOR Satria terlalu kecil kalau ditangani lembaga BUMD. Pihaknya sudah studi banding ke Senayan. Kompleks olahraga memang sangat besar, pengelolaannya sudah seperti PT. Kalau GOR dikelola BUMD, orientaasinya bisa berubah, tidak lagi pembinaan olahraga, tetapi lebih mengarah bisnis.
Selama ini, pengelola sudah berusaha memberikan pelayanan maksimal, untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran bagi pengguna. Fasilitas pendukung seperti kamar mandi dan WC, selalu dijaga kebersihannya, demikian pula perparkiran diatur agar nyaman. Kloset jongkok di kamar kecil ruang transit diganti kloset duduk. ”Itu memenuhi tuntutan pengguna GOR.”
Banyak even nasional yang digelar di GOR Satria, juga merupakan hasil dari upaya peningkatan pelayanan yang dilakukan. Tahun lalu fasilitas itu dipakai untuk final Liga Futsal nasional, babak prakualifikasi PON cabang bola tangan, Kejurprov bola voli dan Audisi Djarum. Pada 31 Januari-2 Februari 2020 ini klub bola voli Pertamina Jakarta Energi memilih GOR itu untuk tempat pertandingan, saat menjadi tuan rumah.
Tiga UPTD
Dinporabudpar, menurut Kepala Dinas itu, memiliki tiga UPTD, yaitu GOR Satria, Purwamas dan Baturraden. Purwamas menangani objek wisata Balai Kemambang dan Taman Andang Pangrenan di Purwokerto, objek Sendang Mas di Banyumas dan Kalibacin di Rawalo. Adapun UPTD Baturraden mengelola kawasn wisata Baturraden. Semua UPTD bisa fokus dalam pengelolaan, sehingga bisa memberikan pelayanan maksimal.
Jumlah pengunjung Balai Kemambang ternyata mengejutkan, setahun rata-rata 350 ribu orang, dengan pendapatan sekitar Rp 1 miliar setahun. Angka pengunjung Balai Kemambang itu mencapai setengah dari wisatawan yang datang ke Baturraden. (bd-60).