BANYUMAS-Guru Lembaga Pendidikan Maarif NU Banyumas diminta menguasai pembelajaran berbasis teknologi informasi. Hal ini penting agar pelayanan pendidikan bagi siswa tetap berjalan ideal di masa pandemi korona saat ini.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Banyumas, Dr Fauzi, MAg saat kegiatan training of trainer (ToT) atau pelatihan untuk pelatih pembelajaran berbasis teknologi informasi (IT) bagi guru Ma’arif se-Kabupaten Banyumas zona 2 di Aula SMK Ma’arif NU 1
Cilongok, Selasa (25/8).
“Merespon kebutuhan pembelajaran virtual (daring), Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Banyumas menggelar model belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini menjadi metode yang dominan digunakan dalam interaksi pembelajaran guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan isi Surat edaran Sekretaris Jenderal nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama darurat Covid-19,” katanya.
Tujuan kegiatan pelatihan kata Fauzi, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan kemajuan IT sebagai sarana pembelajaran dan memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik. Mengoptimalkan aplikasi pembelajaran daring sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
“Target yang diharapkan dari kegiatan training ini guru mampu memanfaatkan aplikasi pembelajaran. Untuk tindaklanjut, lanjut Fauzi kelak guru harus mampu mendiseminasikan materi training dengan melatih guru lain pada satuan pendidikan masing-masing,” tegasnya.
Empat Zona
Ketua panitia, Musmuallim menyampaikan LP Ma’arif NU sebagai lembaga yang membidangi pendidikan memiliki peran strategis dalam membekali dan melatih guru untuk meningkatkan kemampuan dalam praktik pembelajaran berbasis teknologi informasi (IT). Untuk pelaksanaan training dibagi menjadi empat zona, yaitu zona 1 di Purwokerto (18-19/8), zona 2 di Sumpiuh (21-22/8), zona 3 di Cilongok (24-25/8), zona 4 di Wangon (26-27/8).
“Sistem zonasi dilakukan untuk mempermudah jangkauan tempat peserta. Selain untuk meringankan jaringan internet yang digunakan selama pelatihan,” jelas co-fasilitator training tersebut.
Fasilitator pelatihan, Edi Guntoro menerangkan bahwa materi yang dikembangkan pada dasarnya sudah tersedia pada aplikasi pembelajaran yang populer di media internet. Untuk itu, materi yang disampaikan bersifat
reflektif-aplikatif.
“Sebagian besar peserta telah menggunakan aplikasi pembelajaran, namun perlu dikembangkan pilihan fitur untuk pengembangan materi. Materi difokuskan pada penguasaan teknis yang lebih operasional,” paparnya.
Materi yang dikembangkan dengan mengoptimalkan aplikasi pembelajaran berbasis IT. Materi tambahan pengayaan diantaranya aplikasi zoom, streamyard, bandycam, googleform, youtube, quizziz, dan praktek pembuatan video pembelajaran edukatif.(K37-)