KEMARAU di sejumlah wilayah Banyumas, tak boleh dianggap sepele. Pasalnya gara-gara berebut sumber air, bisa menimbulkan konflik sosial di antara warga. Untuk itulah kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar harus dipupuk bersama.
Hal itupun terjadi di Dusun Pangempon Gunung RT 2 RW 11, Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Kamis (12/9) siang. Karena berebut air, dua orang perempuan warga setempat beradu mulut hingga bertengkar fisik.
Pertengkaran itu bermula ketika Supinah dan Jamingah, dua perempuan warga dusun setempat sama-sama sedang memperbaiki aliran air dari sumber air. Kebetulan aliran air bersih menuju rumah dua warga tersebut, berasal dari sumber sama. Di musim kemarau ini, debit sumber air tersebut makin berkurang bahkan nyaris mengering.
“Adu mulut hingga terjadi pertengkaran fisik itu terjadi di depan rumah Supinah. Supinah dan Jamingah sama-sama kukuh saling menyalahkan tentang perebutan sumber air tersebut. Akibat hal tersebut, Supinah mengalami luka di wajah bagian kiri dan Jamingah mengalami luka gigitan di lengan tangan kiri,” jelas Ali Makhsus, selaku kader Kelompok Sadar Hukum (Pokdarkum) Desa Babakan.
Melihat pertengkaran tersebut, tetangga langsung melerai keduanya dan melaporkan hal tersebut kepada Ketua RT setempat, Rohman dan Kepala Desa Babakan, Sonhaji. Pihak Pokdarkum juga akhirnya turut serta mengkonfirmasi dan memediasi dua pihak yang saling bertengkar gara-gara persoalan air tersebut.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut kedua belah pihak yang bertengkar dipertemukan di rumah Ketua RT setempat pukul 20.00, difasilitasi kepala desa, perangkat desa, polisi, dan warga setempat. Dari pertemuan tersebut dicari akar permasalahan perkelahian hingga solusi yang akan ditempuh.
“Permasalahan ini juga bermula karena jaringan air bersih dari desa memang tidak mengalir menyeluruh ke wilayah RW 11, Dusun Pangempon. Akibatnya sejumlah warga harus mencari sendiri sumber air,” kata Rohman ketua RT setempat.
Setelah dipertemukan dan difasilitasi oleh kepala desa dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Keteriban Masyarakat, keduanya saling meminta maaf atas kejadian tersebut. Polisi dan pemerintah desa mengapresiasi tuntasnya permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
“Semua sudah diselesaikan dengan damai. Kami berharap sikap saling memahami dan menyadari permasalahan di musim kemarau bisa dimiliki semua pihak termasuk masyarakat sehingga permasalahan ini tidak terjadi lagi,” ujar Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Babakan, Kusbiantoro.
Terkait hal itulah, Rohman telah menyampaikan aspirasinya kepada pihak desa untuk diprioritaskan menjadi sasaran pengadaan air bersih secara menyeluruh. Diharapkan pengadaan air bersih ini bisa masuk dalam prioritas perencanaan pembangunan desa setempat segera. Mendengar aspirasi warga tersebut, pemerintah desa siap memasukan hal tersebut menjadi permasalahan, bahan kajian hingga kebijakan pemerintah desa untuk masyarakat Dusun Pangempon. (Susanto-37)