PURBALINGGA – Sejak mewabahnya virus Corona di Tiongkok, berimbas pada kelangkaan masker dan pembersih tangan cair di Indonesia, tak terkecuali di Purbalingga. Kedua barang tersebut susah dicari di apotek dan toko lainnya.
Kalau toh ada, stoknya sangat terbatas dan harganya sangat mahal. Harga masker saja, saat ini sudah sampai Rp 250 ribu per boks
Pemilik Apotek Sehati Purbalingga, Yeni Kurnia, Minggu (16/1) mengatakan, berapa pun masker yang disediakan di apoteknya, pasti habis pada hari itu juga. Saat ini dia mengaku kesulitan mendapatkan barang tersebut dari distributor.
“Akhirnya saya pesan lewat toko online. Tadinya hanya Rp 20 ribu seboks, dapat enam boks hari itu langsung habis. Pesan lagi habis lagi. Harganya naik terus. Sekarang sudah Rp 250 seboksnya,” katanya.
Menurutnya, masker itu banyak diborong oleh warga Purbalingga untuk dikirim ke keluarganya yang jadi TKI di Hongkong. Sebab di sana barang tersebut harganya sudah tidak terjangkau. Tidak hanya masker, hand sanitizer atau pembersih tangan cair juga susah didapat. Harganya yang tadinya hanya Rp 10 ribu, naik drastis menjadi Rp 40 ribu lebih.
Karyawan Toko Obat Herbal Galeri Mart Kandanggampang, Aan Purbandi mengatakan,dalam beberapa pekan terakhir, permintaan masker cukup tinggi. Namun pihaknya tidak sanggup untuk memenuhinya karena harganya yang sudah mahal.
“Permintaan tinggi oleh agen-agen kecil. Masyarakat umum relatif landai,” katanya.
Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Purbalingga, Yuni Dwi Kushartati mengatakan, kelangkaan masker dan pembersih tangan cair hampir terjadi di semua apotek dan toko alat kesehatan di Purbalingga. Hal itu imbas dari kepanikan masyarakat akibat wabah virus Corona di Tiongkok.
Namun demikian, imbuh staf Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga ini, stok di gudang Dinkes masih cukup banyak. Masker tersebut akan digunakan oleh pemerintah bila terjadi keadaan darurat seperti masukkan virus Corona ke Purbalingga atau bencana alam gunung meletus. (H82)