PURBALINGGA – Ormas Pemuda Pancasila (PP) Purbalingga bersitengang dengan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Purbalingga, Sabtu (14/9) malam.
Perkelahian antara anggota dua ormas itu di salah satu tempat karaoke disebut-sebut sebagai penyebabnya.
Dari pantauan di lapangan, sekitar 250 anggota PP bergerak membawa bilah bambu dan kayu dari Jalan Kopral Tanwir menuju Sekretariat GMBI Jalan Soekarno-Hatta, sekitar pukul 23.30 WIB.
Petugas keamanan memblokadir Jalan Soekarno-Hatta dan jalan arah menuju sekretariat GMBI seperti di perempatan Banteng, Kedungmenjangan, dan Mewek.
Selain itu, Polisi juga meminta konsentrasi massa anggota GMBI di kantor sekretariat dibubarkan untuk menghindari benturan.
Kasi Ketertiban Umum (Tibum) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purbalingga, Sutiono mengungkapkan, awal konflik itu berawal dari perkelahian anggota dua ormas tersebut di lokasi hiburan Karaoke Pasific pada 4 September lalu. Anggota GMBI kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Purbalingga.
Sekitar Pukul 15.30 WIB, sekitar 250 anggota PP berkumpul di Stadion Goentoer Darjono yang dikoordinatori Heri Warsito alias Wawang. Sejam kemudian, mereka bergerak menuju kantor sekretariat GMBI.
Tujuannya untuk bertemu dengan Ketua GMBI Distrik Purbalingga Besar Riyono agar mencabut laporan Polisi tersebut. Namun sekretariat dalam keadaan tutup.
Kapolsek Purbalingga, AKP Subagyo dan Kasat Sabhara, AKP Suswanto yang mengamankan aksi massa memberi arahan agar perwakilan PP Purbalingga melakukan mediasi di Polres Purbalingga. Massa kemudian membubarkan diri.
Adapun hasil mediasi, perwakilan PP Purbalingga dan GMBI Distrik Purbalingga akan dipertemukan di Polres Purbalingga pada, Senin (16/9) mendatang untuk menyelesaikan masalah tersebut. PP tidak akan melakukan pergerakan dan akan mengikuti peraturan yang berlaku.
Namun, ratusan anggota PP kembali berkumpul di Jalan Kopral Tanwir, Purbalingga pada pukul 21.00 WIB dan melakukan pergerakan.
Koordinator aksi PP, Heri Warsito mengatakan pihaknya mendapat laporan ada konsentrasi massa di Sekretariat GMBI. Beberapa voice note dengan nada mengancam juga diterima oleh anggota PP.
“Ada voice note ataupun beberapa hal yang masuk ke Pemuda Pancasila, akan ada perang, menyatakan perang dengan Pemuda Pancasila,” katanya.
Wawang melanjutkan, merespon penekanan tersebut, PP berkumpul untuk mengembalikan marwah organisasi. Apalagi, menurutnya ada pergerakan anggota GMBI dari luar daerah.
“Kami menuntut, satu, bubarkan GMBI. Dua, selesaikan kasus perselisihan secepat mungkin, tidak ada ke ranah pengadilan. Kalau sudah seperti ini kami mengangkat tangan untum berjuang bagaimama mengembalikan nama baik Pemuda Pancasila,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua GMBI Distrik Purbalingga, Besar Riyono mengatakan masalah tersebut di luar kelembagaan. Perselisihan merupakan tanggung jawab pribadi.
“Karena sudah dilaporkan, menjadi hak prerogatif pelapor. Mau mediasi seperti apa pun, monggoh dengan pihak pelapor. Dari lembaga kita tidak bisa mengintervensi,” katanya.
Besar meminta agar masing-masing anggota ormas bisa bersikap dewasa. Tidak semua persoalan harus diselesaikan dengan mengumpulkan massa.
“Kita belajar, kita taati proses hukum yang berlaku. Kita jaga stabilitas Purbalingga yang lebih kondusif. Mari bersama-sama antar lembaga, antar ormas, saling rangkul untuk kemajuan Purbalingga,” katanya. (H82-37)