CILACAP – Hujan di Bulan Juni merupakan puisi legendaris karya sastrawan terkemuka, almarhum Sapardi Djoko Damono.
suarabanyumas.com tidak bermaksud membedah puisi itu. Namun, hujan memang masih mengguyur sejumlah wilayah Barlingmascakeb dalam bulan Juni ini.
(Baca Juga: Kemarau di Cilacap, Waspadai Dampak Kekeringan)
Barlingmascakeb merupakan singkatan dari nama Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen.
Lantas, mengapa hujan masih mengguyur di bulan Juni ini? BMKG memberikan penjelasan atas fenomena alam berupa turunnya air dari langit di bulan yang identik dengan musim kemarau itu.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, hal itu merupakan akibat dari fenomena dinamika atmosfer – laut yang cukup signifikan.
Ia mengatakan, wilayah Barlingmascakeb umum sudah mulai masuk musim kemarau sejak dasarian atau sepuluh hari ketiga bulan April 2021.
Namun pihaknya mengamati, ada peningkatan curah hujan di pekan ini.
Siklus Gelombang Atmosfer
“Hujan masih mengguyur dalam bulan Juni ini karena dipicu oleh berasosiasinya beberapa fenomena dinamika atmosfer – laut yang cukup signifikan,” kata Rendi Krisnawan, Sabtu (26/6/2021).
Rendi mengatakan, hal itu memicu peningkatan curah hujan di wilayah itu.
Ia merinci, faktor pemicu itu ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut lokal di selatan Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Hal itu berkontribusi terhadap peningkatan uap air di atmosfer.
“Kemudian siklus gelombang atmosfer, yaitu gelombang Ekuatorial Rossby menunjukkan adanya aliran massa udara pemicu hujan di wilayah kita,” jelasnya.
Selanjutnya, menghangatnya suhu muka laut di wilayah Perairan Barat Sumatera, yakni Indek Dipole Mode Negatif dan memicu munculnya pusat tekanan rendah di perairan dekat Sumatera – Jawa. Hal itu mengakibatkan terjadinya pemusatan aktivitas awan konvektif.
Namun, pihanya memperkirakan pada pertengahan bulan Juli 2021 nanti kondisi curah hujan akan kembali berkurang. Hal itu seiring meluruhnya gelombang Ekuatorial Rossby.
“Akan tetapi masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan dan skala lokal di wilayah Barlingmascakeb,” kata dia.
(Baca Juga: Wilayah Terdampak Kekeringan di Cilacap Bertambah)
Ia menambahkan, pihaknya akan memperbaharui informasi lagi jika anomali musim kemarau akan berpotensi terjadi dalam jangka waktu yang lebih panjang. (day-6)