CILACAP– Dalam beberapa hari kedepan, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi
mengguyur wilayah Kabupaten Cilacap. Hal itu berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang.
“Sebagaimana perkiraan dari BMKG Ahmad Yani Semarang, sebagian besar wilayah Jawa Tengah masih berpotensi menerima curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai dengan angin kencang dalam beberapa waktu ke depan. Termasuk di dalamnya wilayah Kabupaten Cilacap,” kata Rendi
Krisnawan, Jumat (10/1).
Menurut dia, hal itu dipengaruhi terjadinya Monsun Asia. Bahwa pengaruh Monsun Asia terhadap ragam cuaca di wilayah Indonesia yang dirasakan mulai dari wilayah sebelah barat semakin meluas ke selatan dan tengah wilayah Indonesia.
Pola-pola siklonik, atau pusat tekanan rendah di perairan sebelah selatan ekuator wilayah Indonesia terpantau juga semakin mudah terbentuk sejak awal Januari 2020.
“Sehingga dari citra satelit terkini, teramati pembentukan awan banyak terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia sertadiselatanekuator,” katanya.
Pembentukan pola konvergensi, atau dikenal pertemuan angin akibat meluasnya Monsun Asia masih konsisten di sekitar Pulau Jawa. Kondisi itu diprediksi akan bertahan hingga beberapa hari kedepan.
“Pada daerah pertemuan angin tersebut terdapat potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat
menyebabkan hujan dengan intensitas sedang-lebat dan kadang disertai petir dan angin kencang,” tuturnya.
Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), lanjut dia juga masih memberikan dampak cuaca di wilayah Jateng. Meskipun, pengaruhnya dalam penguatan Monsun Asia akan semakin menurun seiring pergeserannya menuju ke Samudera Pasifik.
Mencermati kondisi tersebut, pihaknya mendorong masyarakat di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologis. Sebab, hujan lebat disertai angin kencang cukup rentan menimbulkan bencana.
“Masyarakat dihimbau agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis berupa angin kencang, banjir, banjir bandang dan tanah longsor,”ujarnya.
Sesuai kapasitas, pihaknya aktif berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah, terutama BPBD. Setiap
update prakiraan cuaca aktif diinformasikan,sebagai pertimbangan dalam antisipasi hingga kesiapsiagaan bencana.
Untuk diketahui, musim hujan ini di Kabupaten Cilacap berlangsung sejak dasarian kedua bulan Desember
2019. Dalam hitungan BMKG, awal musim hujan itu tergolong mundur. Mengingat, curah hujan normalnya sudah mulai mengguyur dalam Oktober.
“Untuk puncak musim hujan di Kabupaten Cilacap, diperkirakan berlangsung dalam Februari- Maret mendatang,” kata Rendi. (tg-52)
Diskusi tentang artikel