CILACAP– Musim hujan dirasa kurang bersahabat bagi produsen sale pisang di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap. Kedatangannya telah memicu produksi makanan ringan itu, lesu.
Gangguan hujan pada produksi sale pisang terjadi dalam proses pengeringan bahan baku. Proses itu menjadi lebih lama, ketika dibandingkan saat kemarau.
“Pengeringan bahan baku sale pisang di sini, umum dengan cara dijemur. Tapi karena siangnya sering hujan, jadi produksinya lebih lama,” kata seorang produsen sale pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung, Tati (53), ditemui SuaraBanyumas, Jumat (31/1).
Disampaikan, proses pengeringan bahan baku saat musim kemarau membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga hari. Sedangkan dalam musim hujan ini, proses pengeringannya membutuhkan waktu lima hari sampai satu minggu. ”Waktu untuk pengeringan bahan baku saat hujan jadi berlipat,” katanya.
Gangguan itu kemudian memicu terjadinya penurunan produksi. Dalam sepekan terakhir ini, misalnya dia hanya mampu memproduksi sekitar 25 kilogram.
Jumlah produksi itu merosot tajam. Karena saat kemarau, ia biasa memproduksi 50 kilogram dalam sepekan.
Produsen sale pisang rumahan lainnya, Dursini (48) mengatakan, gangguan hujan pada proses pengeringan bahan baku sale pisang merupakan kendala klasik. Saat ini, sebenarnya ada alternatif yang bisa dipilih, yakni dengan cara di oven.
Alternatif itu sudah pernah ia coba. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan cara dijemur.
“Tapi waktu dijual, banyak pelanggan yang katanya kurang suka. Katanya lebih enak yang dijemur,” kata Dursini.
Tak mau kehilangan pelanggan, ia pun berusaha mempertahanan proses pengeringan dengan cara klasik itu. “Jadinya untuk proses pengeringan bahan baku tetap dijemur. Walaupun risikonya, ketika musim hujan jadi merosot produksinya,” kata dia. (tg-52)