PURBALINGGA – Tahun ini investasi di Purbalingga ditargetkan mencapai Rp 670 miliar. Jumlah itu naik Rp 100 miliar dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purbalingga, Ato Susanto, Rabu (8/1) mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat target investasi naik sebanyak itu.
Pertama, iklim investasi di Purbalingga diproyeksi akan menunjukkan tren positif seiring terlampauinya target investasi tahun lalu. Pada 2019, nilai investasi di Purbalingga mencapai Rp 679 miliar dari target yang ditetapkan Rp 570 miliar.
“Tahun lalu, pendapatan investasi melampaui target, lebih dari seratus miliar lebih, ” katanya.
Faktor lain, iklim usaha di Jabodetabek dan Banten mulai menurun karena alasan kondusifitas keamanan dan keadaan alam seperti banjir. Para investor mulai melirik Jawa Tengah, termasuk Purbalingga karena lebih aman dan tidak rawan banjir.
“Lalu nanti kita juga akan punya bandara yang sebentar lagi akan beroperasi sehingga memudahkan mobilitas dari para investor. Exit tol Pemalang juga menjadi keuntungan tersendiri bagi kita,” imbuhnya.
Perda RTRW
Di sisi lain, dari segi peraturan, Pemkab sudah membuat Perda tentang Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) yang saat ini sedang menunggu persetujuan dari pusat. Perda itu akan mengakomodir para investor termasuk penyediaan lahan untuk kawasan industri yang lebih representatif.
“Kami punya strategi tersendiri dengan membaca pola investor dan harus lebih bekerja keras meyakinkan investor untuk datang ke Purbalingga,” katanya.
Adapun langkah yang dilakukan DPMPTSP Purbalingga, antara lain promosi pada kegiatan-kegiatan di kota besar dalam format pertemuan bisnis, sehingga investor mau untuk menanamkan modalnya di Purbalingga. Setidaknya dengan cara itu, tahun lalu ada dua investor asing yang masuk ke Purbalingga. (H82-52)