- Catatan dari Tausiyah Ustadzah Halimah Al-Laydrus
Di zaman sekarang, kita gampang banget tergoda untuk cepat menyerah. Baru mulai hafalan satu halaman, udah bosan. Baru niat salat tepat waktu seminggu, besoknya molor lagi. Padahal, kata kunci untuk bisa bertahan di jalan kebaikan itu cuma satu: istiqomah.
Inilah pesan utama yang disampaikan oleh Ustadzah Halimah Al-Laydrus dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al-Taufiqih Al-Islamiy 2 Gadelus pada 2 Mei 2025 lalu. Dalam acara yang bertema “Istiqomah Membawa Berkah”, Ustadzah Halimah menyampaikan tausiyah yang bikin adem hati dan menyadarkan kita betapa pentingnya konsistensi dalam hidup, terutama dalam menuntut ilmu agama.
Sejak pagi, halaman pondok sudah dipenuhi oleh para santriwati, masyarakat sekitar, para ustadz dan pengurus pesantren. Semua begitu antusias menyambut kedatangan sang da’iyah asal Jakarta itu. Ustadzah Halimah memang dikenal sebagai sosok yang menyejukkan dan ceramahnya selalu penuh makna.
Dan benar saja, saat beliau mulai berbicara, suasana langsung hening. Semua larut dalam setiap kata yang keluar dari lisannya.
Salah satu hal yang menarik dari tausiyah ini adalah saat beliau membahas makna dari doa yang kita baca setiap hari dalam salat: “Ihdinash-shiraathal mustaqiim”.
“Yang kita minta itu bukan cuma ditunjukkan jalannya,” ujar beliau, “tapi kita minta supaya Allah menuntun kita dan memampukan kita untuk tetap di jalan itu.”
Jadi bukan sekadar tahu mana yang baik, tapi punya kekuatan untuk konsisten di jalan yang baik itu. Inilah yang beliau sebut sebagai bentuk hidayah tertinggi: hidayah taufiq.
Ustadzah Halimah juga menjelaskan bahwa hidayah itu ada dua. Pertama, hidayah dilalah — yaitu petunjuk atau nasihat dari manusia, seperti dari ustadz, guru, atau teman baik. Kedua, hidayah taufiq, yaitu kemampuan untuk menjalankan petunjuk itu, dan ini hanya bisa diberikan oleh Allah.
Beliau bahkan mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya engkau (wahai Nabi) tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah-lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.”
Pesannya jelas: usaha kita penting, tapi jangan pernah lelah berdoa agar Allah menetapkan hati kita di jalan yang lurus.
Tausiyah ini bukan cuma jadi nasihat lewat telinga, tapi benar-benar menyentuh hati para santri. Banyak yang merasa diingatkan kembali bahwa belajar itu bukan soal cepat selesai, tapi soal tekun dan terus berjalan, meski pelan.
Istiqomah, kata Ustadzah, bukan hanya tentang memulai sesuatu yang baik, tapi tentang melanjutkan dan menjaganya — bahkan ketika sudah tidak ada yang melihat atau memuji.
Yuk, Konsisten dalam Kebaikan
Zaman boleh berubah, teknologi makin canggih, tapi satu hal yang nggak pernah usang adalah nilai istiqomah. Karena keberkahan itu tidak datang dari usaha sekali-sekali, tapi dari konsistensi kita untuk terus melangkah, sedikit demi sedikit, dalam kebaikan.
Seperti kata Ustadzah Halimah, “Istiqomah itu berkah. Dan berkah itu bukan soal banyak, tapi soal cukup dan membawa manfaat.” Semoga kita semua diberi kekuatan untuk tetap teguh di jalan-Nya. Aamiin.
Ditulis ulang oleh : Naja, Amr, Rifai, Hakim, Syafiq, Fajar
Mahasantri Ma’had Aly Andalusia, Randegan, Kebasen, Banyumas dan Peserta UKM Jurnalistik.
Diskusi tentang artikel