BANYUMAS– Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Satria Kabupaten Banyumas telah merampungkan pembangunan sejumlah sumur resapan di Desa Karangsalam Kecamatan Baturraden.
Pembangunan sumur resapan tersebut, bagian dari program untuk mempertahankan dan memelihara terjaganya ketersediaan air di daerah sumber air (mata air) atau daerah hulu untuk jangka panjang.
Penyerahaan secara simbolis dilakukan Direktur Umum Perumdam Tirta Satria, Charis Setiyabudi kepada Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari Desa Karangsalam, Sisworo, di salaah satu titik sumur resapan. Penyerahan disaksikan anggota Dewan Pengawas Perumdam Tirta Satria Susetyo, utusan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pemerintah desa setempat.
Charis Setiyabudi mengatakan, sebagai pengelola air minum untuk masyarakat, maka keberadaan sumber air, salah satunya di wilayah Desa Karangsalam harus bisa dipertahankan dan dipelihara.
“Jangan sampai potensi air yang ada itu menyusut, maka pelestarian sumber air di hulu harus dilakukan. Salah satu programnya dengan membangun sumur resapan bekerjasama dengan LMDH Wana Lestari ini,” katanya di lokasi.
Menurutnya, selain sumur resapan, sebelumnya diawali dengan penanaman pohon di daerah chapman area sumber mata air. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu. Untuk area penaman pohon dianggap sudah cukup. Sehingga program berikutnya yakni, membangun penahan air. Salah satunya dengan membuat sumur resapan.
“Harapannya warga sekitar menikmati sumur resapan, ya dari sumur-sumur resapan yang dibangun. Ini bisa menyimpan air untuk masyawarakat yang lain. Bukan dikonsumsi sendiri, tapi sama-sama menyediakan untuk yang di hilir (bawah),” katanya.
Mengingat keterbatasan anggaran dan harus dibagi untuk daerah lain, katanya, untuk Desa Karangsalam, awal dibangun lima titik dulu, dengan alokasi anggaran satu titik sekitar Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta, dengan kedalaman sekitar 3 meter.
Sisworo menerangkan, Desa Karangsalam merupakan daerah peyangga kebutuhan air untuk wilayah bawah. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk tetap terjaganya ketercukupan air.
“Selama ini kan masyarakat hanya berpikirnya bagaimana air tercukupi, bukan air ini tetap terjaga, sehingga perlu dilakukan berbagai edukasi dan aksi nyata,” katanya.
Aksi nyata yang dilakukan bersama Perumdam Tirta Satria, katanya, diawali sejak tahun 2011 dengan skema kerjasama empat tahunan. Setiap tahun dibantu Rp 10 juta untuk
membeli bibit tanaman konservasi. Yakni 40 persen tanaman keras dan 60 persen nanaman buah-buahan. Tahap pertama di area tujuh hektare, dan tahap kedua juga tujuh hektare.
“Karena tutupan vegetasinya sudah cukup bagus baik di dalam kawasan mata air maupun luar kawasan. Maka tahun 2019, kami menemukan pola dengan model sumur resapan. Ibaratnya satu sumur resapan kedalaman 3 meter sebanding menanam 100 pohon. Bedanya tidak bisa menyuplai oksigen,” terangnya.
Sampai saat ini, katanya, total sumur resapan yang sudah terbangun di Desa Karangsalam ada 45 titik. Idealnya setiap 10 rumah ada satu sumur resapan. Di desa tersebut ada 1.200 rumah. (aw-)