PURBALINGGA – Sebanyak 30 lukisan karya pelukis Purbalingga yang tergabung dalam Komunitas Wong Igiran dipamerkan bertajuk “Jamu Tamba” di Studio Kodok Ngorek, Karangnangka, Mrebet, Purbalingga, Sabtu-Minggu, 7-8 Januari 2023 lalu.
Wong Igiran adalah komunitas medangan dari orang yang hobi menggambar dan ngopi di daerah lereng / perbukitan dikaki gunung slamet wilayah timur, tepatnya di sekitar Kecamatan Mrebet, Bobotsari sampai dengan perbukitan ke timur Kabupaten Purbalingga.
(Baca Juga:Pentas Barongsai Meriahkan Tasyakuran HAB Kemenag)
Wong Igiran hadir untuk melengkapi warna dan konsep berkesenian di Purbalingga. Wong Igiran sementara beranggotakan 11 orang yang terdiri dari karakter karya latar corak seni rupa gaya tradisional sampai dengan kontemporer.
Ketua Komunitas Wong Inggiran, Andi Wahyudi mengatakan, pameran menghadirkan gagasan untuk karya rupa dengan corak warna yang berangkat dari kedekatan alam budaya orang igiran. Kehadiran wong igiran dalam pameran tidak ada sekecilpun niat untuk membuat jarak.
“Namun sebaliknya, justru akan menguatkan dan berkontribusi pada proses majunya peradaban berkebudayaan daerah yang berkarakter nusantara ini,” katanya.
Kolaborasi
Lukisan-lukisan yang dipamerkan antara lain karya Aan Cepet, Andi Wahyudi, Bowo Brusher, Budi, Mufti, Mukhari, Igun Darmawan, Sukardi Wayang, Nano, Rudi Guntoro dan Tahoyo.
Kemudian karya Wendro Tanjung, Bowo Leksono, Khadno Apriyanto, Muhammad Aminudin, Muhammad Syyidin, Sondel, Suratno Amru, Trisnanto Budidoyo dan Yuli ‘Yoel’ Hartono.
Kurator lukisan, Yaksa Agus mengatakan, Sanggar, komunitas, kelompok–walaupun kelompok kecil–semacam komunitas Wong Igiran ini merupakan sebuah karya kolaborasi. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dibuat diharapkan mampu memberi kontribusi pula untuk lingkungan sosialnya.
Kesadaran dalam membuat suatu sanggar atau komunitas dan juga event pameran yang diselenggarakan harusnya dibuat landasan pengetahuan juga. Karena sebuah keberhasilan sebuah pameran akan dicatat, dan secara tidak langsung juga membagikan ilmu pengetahuan yang diwacanakan.
“Sehingga pameran bukan sekedar menghadirkan karya seni dalam ruang galeri yang bersih dan steril dengan disorot lampu spot semata,” pungkasnya. (Ryan)