Pedagang bunga tabur yang lain, Turminah mengatakan, ivonasi pengemasan bunga tabur supaya lebih menarik. Ia mencampur beragam jenis bunga, sehingga tampak warna-warni.
“Menabur bunga yang dikemas dengan gelas plastik jadi lebih mudah, megangnya juga tidak repot,” kata dia.
Ia dan pedagang lain menjual bunga tabur Rp 5 ribu setiap kemasan plastik. Harga jual itu lebih mahal, namun tetap banyak yang meminati.
Turminah mengaku sudah puluhan tahun menjual bunga tabur di tempat itu. Ia menjual bersama belasan ibu rumah tangga lainnya yang merupakan warga Desa Cilopadang.
Berjualan bunga tabur itu sifatnya musiman. Apabila momentum berlalu, ia kembali fokus di rumah.
“Hasil penjualan bunga tabur cukup lumayan. Saat ramai bisa menghasilkan Rp 100 ribu dalam sehari. Jadi bisa membantu dalam memenuhi keperluan keluarga,” ujarnya.
Sedangkan penjual bunga tabur lainnya, Tati punya aktivitas lain. Ia menjadi penjual gorengan keliling kampung.
Namun, saban menjelang Ramadan, ia memilih menjual bunga tabur. Wanita berjilbab ini menghitung, hasil penjualan bunga tabur lebih menguntungkan.
“Menjual bunga tabur ini sifatnya musiman. Kalau sudah masuk bulan Ramadan, saya menjual tajil untuk buka puasa. Kalau hari biasa jualannya gorengan,” ujarnya.