BANYUMAS– Tiga wilayah rukun warga (RW) di Desa Karangduren Kecamatan Sokaraja dilakukan fogging (engasapan) dari Dinas Kesehatan Pemkab Banyumas, Selasa (14/7).
Pengasapan tersebut dilakukan, menyusul temuan kasus demam berdarah dengue (DBD) warga desa setempat meningkat dalam beberapa bulan terakhir ini. Eban petugas diturunkan untuk melakukan pengasapan di lingkungan RW 2,3 dan 4. Selain ke rumah-rumah warga, juga ke pekarangan dan lokasi-lokasi yang lembab, ada genangan air.
Kepala Desa Karangduren, Ismanto menuturkan, sejak Januari sampai minggu kedua Juli ini, warga yang terkena DBD ada delapan orang, dan 4 orang terkena DB .
“Yang terakhir minggu kemarin ada dua kasus di RT 3 RW 4, ini dari satu keluarga. Begitu ada temuan langsung kita tangani, dan alhamdulilah tidak sampai ada yang meninggal dunia,” katanya, ditemui saat memantau kegiatan pengasapan.
Sebelum dilakukan pengasapan, katanya, sebenarnya tiap bulan rutin dilakukan kegiatan PSN, yang melibatkan 64 kader PSN dikoordinasi oleh bidan desa. Kader PSN itu diambil dari perwakilan 32 RT, masing-masing dua orang.
“Tahun 2017 lalu, ada satu warga kita meninggal kena DBD di RW 4. Sekarang muncul lagi, padahal rutin dilakukan kegiatan PSN,” ujarnya.
Dia mengakui, selama masa pandemi Covid-19 ini, perhatian pihak pemerintah desa dan masyarakat fokus menghadapi penyebaran virus Korona. Sehingga kebersihan lingkungan terutama di dalam rumah kurang diperhatikan.
“Dari laporan yang masuk, kebanyakan yang terkena dari pedagang. Dia berangkat pagi pulang sore. Termasuk dari warga perumahan yang masuk wilayah desa ini,” katanya.
Bidan Desa Karangduren, Siti Robingah menuturkan, karena kasusnya tinggi, pihaknya mengajukan untuk dilakukan pengasapan ke Dinas Kesehatan. Pihak dinas merekomendasikan persetujuan, dilakukan dua tahap. Tahap pertama tanggal 14 Juli, dan tahap kedua tanggal 21 Juli mendatang.
“Kader PSN setiap bulan kita gerakkan, tapi untuk riap rumah sudah ada Jumantik dan melakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk setiap minggu. Tanggal 26 Juni lalu sudah kita lakukan PSN, tapi masih muncul lagi,” tuturnya.
Dari pengecekan ke rumah-rumah warga, ditemukan beberapa rumah terdapat jentik-jentik nyamuk di area yang ada genangan air, seperti bak kamar mandi, tempat pembuangan air AC (penyejuk udara), dan tandon air.
“Sistem sanitasi di sini sebenarnya sudah bagus, tapi karena penduduknya yang mata pencaharian sebagai pedagang juga banyak, kadang tidak memperhatikan soal ini,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, Sadiyanto mengatakan, mengatakan kasus DBD di Banyumas cukup tinggi. Sampai saat tercatat sebanyak 227 kasus dengan 7 orang meninggal dunia. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menggalakkan kegiatan PSN karena dinilai paling efektif dalam memberantas jentik-jentik nyamuk.
“Kegiatan PSN harus kita giatkan lagi, dan begitu ada temuan kasus harus segera dilaporkan supaya bisa langsung ditangani,” katanya berharap.
Menurutnya, model PSN dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebarannya. Untuk pengasapan, katanya, maksimal hanya bertahan 3-5 hari dan telur nyamuknya tidak mati. Sehingga masih memungkinkan tumbuh menjadi jentik nyamuk. (G22-)