Jelasnya, pemanfaatan terhadap alam hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian alam itu sendiri. Model demikian akan mewujudkan keadilan ekologi….
AKHIR-AKHIR ini berita tentang banjir dan longsor menjadi perhatian masyarakat . Jika musim penghujan tiba, di beberapa daerah, banjir dan longsor merupakan ancaman yang menakutkan, selain kerugian harta benda, bahkan ada yang menyebabkan korban jiwa.
Salah satu penyebab bencana ini adalah karena faktor kerusakan lingkungan. Di era modern persoalan kerusakan lingkungan menjadi isu yang sangat menonjol, karena persoalan lingkungan adalah persoalan relasi manusia modern dengan teknologinya di satu sisi dan lingkungan hidup di sisi yang lain.
Salah satu penyebab kurangnya perhatian terhadap lingkungan adalah dimulai dari konsep keselamatan dan keadilan yang berkembang di era modern ini, yaitu konsep keselamatan hanya memperhatikan aspek keselamatan jiwa manusia saja, demikian juga keadilan konsepnya adalah keadilan antara manusia semata. Keselamatan dan Keadilan tidak dipandang secara utuh dan holistik, sehingga keselamatan dan keadilan untuk lingkungan hidup (keadilan ekologi) tidak mendapat tempat dan perhatian.
Konsep keselamatan dan keadilan yang hanya berpusat kepada manusia merupakan konsep yang dipengaruhi etika antroposentrisme, yaitu suatu etika lingkungan yang memegang konsep bahwa hanya manusia yang berhak mendapat pertimbangan moral untuk keselamatan dan keadilan. Makhluk lainnya hanya digunakan sebagai sarana dalam pencapaian berbagai macam tujuan manusia. Pada intinya, etika ini memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta, dan selain manusia hanyalah objek, alat, ataupun sarana untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasan manusia.
Dalam implementasinya manusia tidak segan melakukan eksploitasi lingkungan yang berlebihan demi untuk kesejahteraannya. Pandangan antroposentrisme sejatinya menyalahi kodrat dan manusia tidak mungkin dapat dipisahkan dari lingkungannya, sebagaimana Capra menyebutnya sebagai prinsip jejaring (networks), siklus (cycles), energi surya (solar energy), kemitraan (partnership), keanekaragaman (diversity) dan keseimbangan dinamis (dynamic balance) (Capra, 2003).
Prinsip prinsip ini diartikan sebagai sistem kehidupan yang berkembang dalam sistem kehidupan lainnya, sebagai jejaring dalam jejaring. Setiap sistem kehidupan saling berkomunikasi dengan sistem kehidupan lainnya dan saling berbagi sumber daya yang memungkinkan setiap sistem kehidupan dapat berkembang dalam identitasnya masing-masing. Semua makhluk hidup adalah mahluk hidup yang punya batas- batas spasial (boundary creatures), tetapi mahluk hidup itu termasuk manusia terkait dan merupakan bagian dari sistem relasi yang tergantung satu sama lain.
Berangkat dari pertimbangan di atas, kembali pada relasi antara manusia dan lingkungan. Penting dibangun kembali sebuah model relasi yang baik antara alam dengan manusia bersama teknologinya. Model relasi yang dimaksud adalah model relasi di mana manusia beralih kepada teknologi yang lebih ramah terhadap alam. Manusia harus bijak memilih teknologi yang tidak berkarakter memeras, mengekspolitasi, mengeruk, dan memanipulasi alam.
Perhatikan Kelestarian Alam
Jelasnya, pemanfaatan terhadap alam hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian alam itu sendiri. Model demikian akan mewujudkan keadilan ekologi, yaitu keadilan manusia dengan manusia yang lain dan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Dengan model relasi seperti ini dapatlah kita dengan tulus menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah di bumi ini. Khalifah yang memiliki kewajiban untuk mengelola dan menjaga alam ini. Sebagai khalifah juga manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Sehingga manusia tidak berhak berlaku sewenang-wenang dalam memimpin dan mengelola alam.
Keunggulan dan kekuatan manusia dalam mengontrol sikapnya terhadap alam dan makhluk lainnya merupakan sebuah amanah yang diterima manusia dari Allah. Sehingga manusia harus mampu menunjukkan tanggungjawab atas pemanfaatan dan pemeliharaan alam dan segala isinya sebagai amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia.(gdw-3)
* Dosen Fakultas Syariah IAIN Purwokerto