PURWOKERTO – Gerakan Tangan Ramah (Tanam Komiditas Pangan di Pekarangan Rumah) atau urban farming, Senin (17/10/2022), di luncurkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas bersama Kantor Perwakilan Banka Indonesia Purwokerto di lapangan parkir Menara Teratai.
Program ini sebagai upaya mendorong optimalisasi peran masyarakat Banyumas dalam program pengendalian inflasi dengan sejuta bibit cabai.
Ada beberapa tahap penyaluran yang di awali dengan 50 ribu bibit cabai pada Senin (17/10/2022) pagi secara simbolis yang di berikan kepada Ketua TP PKK Erna Husein dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banyumas Rahayu Widiyanti Wahyu Budi Saptono.
Kemudian akan berlanjut hingga 100 ribu bibit sampai akhir Oktober 2022 dan sisanya akan di bagikan bertahap hingga tahun 2023.
Baca juga : Pelaksanaan STBM Desa Purbadana Diverifikasi
Bupati Banyumas, Achmad Husein dalam sambutannya menjelaskan, alasan di pilihnya cabai karena cabai memiliki pengaruh yang besar tehadap inflasi.
“Jika cabai bisa di kendalikan minimal inflasi akan terkendali kira-kira 10% dari seluruh jajaran faktor inflasi yang ada,”terangnya.
Berkoordinasi
Dia juga mengimbau seluruh OPD dan forkompinda untuk kompak saling berkordinasi menyelesaikan masalah inflasi. Karena masalah inflasi tidak dapat di selesaikan sendiri-sendiri.
“Jika kita tidak kompak, maka tidak akan pernah selesai. Tapi jika bersama-sama, maka akan selesai lebih cepat. Kita juga harus berpikir tentang kemungkinan terjelek yang akan terjadi untuk menyiapkan pencegehan tersebut agar siap siaga sebagai kuncinya,” terang dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, gerakan Tangan Ramah sebagai salah satu cara GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) Kabupaten Banyumas.
“Jawa Tengah sebagai daerah penghasil produsen pangan beras setelah Jawa Timur. Kemudian cabai merah, bawang merah, bawang putih, telur dan ayam ras,’’ ucapnya.
Baca Juga : Didata Regsosek, Ini Ajakan Bupati Banyumas
Sementara penyaluran bibit sebanyak 50 ribu secara serentak dan masif pada saat itu juga mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan predikat Gerakan Urban Farming dengan Penyaluran Bibit Cabai Terbanyak.(*-7)
Sumber : banyumaskab.go.id