PURWOKERTO – Kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi virus Novel Corona Virus (nCoV) terus ditingkatkan. RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto misalnya, kemarin, menggelar kegiatan simulasi kesiapsiagaan pandemi infeksi virus korona.
Kegiatan simulasi yang berlangsung di komplek rumah sakit milik Pemprov Jateng tersebut melibatkan sejumlah instansi terkait. Di antaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap.
Dalam simulasi ini dipraktikkan bagaimana penanganan untuk mengevakuasi korban virus korona, langkah penanganannya hingga sampai berada di ruang isolasi.
Direktur RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Tri Kuncoro mengatakan, kesiapsiagaan ini merupakan bagian integrasi dari kesiapsiagaan di tingkat provinsi dan kabupaten.
Selain melakukan simulasi, dalam penanganan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus korona ini, pihaknya juga telah mempunyai tim penyakit infeksi emerging. Selain itu, pihaknya juga telah membuka posko untuk melakukan screening terhadap para penumpang di Stasiun Purwokerto.
”RSUD Margono untuk kesekian kalinya juga ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganan penyakit yang ditimbulkan oleh virus korona,” terangnya.
Terkait kegiatan simulasi, lanjut dia, pelaksanaannya disesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan.
”Kita ingin melakukan segala sesuatunya dengan cara-cara yang standar. Mulai dari penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), alat transportasinya, juga langkah penanganan pada saat di dalam rumah sakit. Standar ruang isolasinya juga kita persiapkan,” ungkap dia.
Jumlah Personil
Adapun tim yang diaktifkan dalam kesiapsiagaan penanganan kasus virus korona, di antaranya tim penyakit infeksi emerging yang memang sebenarnya dari dulu sudah ada. Hanya saja personilnya diperbarui.
Selain itu, ada pula tim kesiapsiagaan IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan tim kesiapsiagaan ruang isolasi rumah sakit. Adapun jumlah personil yang dilibatkan dalam tim tersebut cukup banyak, bahkan hampir semua profesi dokter dan tenaga kesehatan ikut terlibat.
”Misalnya untuk tim kesiapsiagaan infeksi emerging diketuai seorang dokter spesialis penyakit dalam, paru, ahli anestesi, patologi klinik, hingga ahli radiologi,” terangnya.
Sementara terkait dengan pasien rujukan dari Dinkes dan KKP Kelas 2 Cilacap yang merupakan warga negara asing, dia menjelaskan, secara klinis kondisinya bagus.
”Sekarang tinggal menunggu hasil pemeriksaan dari Litbangkes Jakarta terkait swab atau spesimen dari tenggorokan. Yang bersangkutan masih di ruang isolasi,” pungkasnya.(H48-37)