PURWOKERTO – Ketua baru PSSI yakni Mochammad Iriawan alias Iwan Bule terpilih dengan suara dominan. Dari 85 suara hampir semua mengarah ke figur tersebut.
Itu berarti yang bersangkutan mendapat kepercayaan besar dari masyarakat sepak bola Indonesia. Karena itu, pengurus di bawah pimpinan Iwan Bule perlu didukung semua insan bola di tanah air.
Keterangan tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banyumas Sutarno, Senin (11/11). Menurutnya, insan bola Indonesia mulai dari pemain, pelatih, klub, pengurus, asosiasi, termasuk suporter, di bawah kepemimpinan Iwan Bule, diharapkan PSSI akan lebih baik lagi.
“Setelah ada pengurus baru, otomatis roda PSSI sudah normal. Konggres lancar, didukung FIFA dan Pemerintah RI,” katanya.
Menurut Sutarno, Iwan bersih karena pejabat polisi dengan pengalaman yang banyak, mulai dari kasat, kapolres, dan kapolda. Dalam memimpin PSSI, ketua tak bisa bekerja seorang diri, karena itu para pembantunya harus maksimal.
Fokus Prestasi
Harapan pada PSSI adalah membenahi sepak bola secara keseluruhan, dengan fokus pada prestasi Timnas di dunia internasional. Pelatih yang menangani Timnas harus betul-betul yang kredibel. “Siapapun ketuanya, kalau Timnas tak berprestasi maka sama saja.”
Dalam pandangan Sutarno, yang puluhan tahun membina sepak bola, saat dilatih Bob Mila Timnas sudah bagus, ada kemajuan signifikan. Prestainya antara lain mengalahkan China Taipeh, Bahrain, Uni Emirat Arab. Itu harus dipertahankan.
Pelatih Indonesia selevel Luis Milla belum ada, karena memegang Timnas tak semua orang bisa. Selain itu, PSSI perlu membenahi kualitas wasit, metode kepelatihan nasional, meningkatkan kualitas kompetisi. Satu hal yang sangat vital adalah mengatasi penonton/suporter brutal.
Kalau berpotensi rusuh, polisi pasti hati-hati saat akan mengeluarkan izin, karena dampaknya luar biasa. Sutarno yakin ketua baru itu akan didukung Kepolisian.
Dia berharap seluruh eleman sepak bola mendukung PSSI, sesuai posisi masing-masing. Penonton dan suporter misalnya, mendukung timnya dengan tertib, sehingga yang menonton nyaman. Mereka yang terlibat dalam kompetisi melaksanakan tugas dengan maksimal.
Sutarno juga menyoroti Liga 1. Menurut dia, idealnya pemain asing di tiap tim maksimal lima orang, jangan tiga, agar ada daya tarik. Dia mengakui, kalau posisi-posisi vital diisi pemain asing, atlet Indonesia tenggelam. “Ini perlu dicari komposisi yang pas bagaimana.”(bd-37)