CILACAP– Pertamina Refinery Unit (RU) Cilacap saat ini mengembangkan 3 produk Green Energy, sebagai bukti komitmen efisiensi energi sekaligus ramah lingkungan.
Hal itu dipaparkan General Manager Pertamina RU IV Cilacap Joko Pranoto dalam Talkshow Bulan Energi 2020, Rabu sore (14/10). Kegiatan bertema Green Energy for Better Future tersebut berlangsung secara daring. Acara menghadirkan narasumber Joko Pranoto dan Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hariyanto.
Joko menyebutkan, ketiga produk ramah lingkungan itu adalah Green Gasoline, Green Diesel dan Green Avtur. “Green Gasoline yang launching di RU III Plaju, kami duplikasi di RU IV dan pada April 2020 sudah dicoba dengan 20 persen bahan baku menggunakan RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). Pengolahan di kilang RFCC menjadi Green Gasoline dengan kualitas Oktan sekelas Pertamax. Harapannya, ke depan injeksi RBDPO sebagai green fuelnya bisa dinaikkan lagi,” ujarnya.
Dua produk berikutnya, kata Joko, saat ini RU IV sedang menyiapkan lanjutan Green Diesel dan Green Avtur. “Target November 2020 sudah bisa uji coba menghasilkan Green Diesel 100 persen berkapasitas 3.000 barrel per hari (mbsd) dan sudah mendekati komersial,” jelasnya.
Setelah itu lanjut ke Green Avtur. “Diharapkan untuk fase 1, uji coba pada Desember 2020. Meski secara komersial belum akan dijual produk Green Avtur, kami uji coba sebagai trial untuk menguji kualitasnya,” jelasnya.
Joko menambahkan, untuk fase 1 produk Green Diesel dan Green Avtur ini diharapkan menjadi kado terbaik pada HUT ke-63 Pertamina, 10 Desember 2020. “Selanjutnya untuk fase 2, ditargetkan akhir 2020 atau awal 2021. Komitmen kami seluruh produk mengarah pada efisiensi dan ramah lingkungan, setara Euro 4 atau Euro 3. Ini sebagaimana visi Pertamina, ‘To be Digital & World Class Refinery’ pada 2028. Konsekuensinya adalah kilang yang efisien dan ramah lingkungan, baik dari sisi operasional maupun produknya,” tegas Joko.
Lebih lanjut disampaikan Joko, di luar kegiatan bisnis Pertamina juga menerapkan komitmen ramah lingkungan di sektor lain, seperti perkantoran dan perumahan. “Head Office Pertamina RU IV berstatus Green Building dengan Gold Category karena menggunakan solar cell sejak 2016 lalu yang juga diterapkan di rumah sakit, perumahan dan apartemen. Ada juga program deplastic pollution, bike to work seminggu sekali, dan konservasi hewan langka,” ujarnya.
Di bidang Corporate Social Responsibility (CSR), imbuh Joko Pertamina berhasil mengubah dusun Bondan di Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap. Dusun yang sebelumnya wilayah terpencil tanpa penerangan listrik menjadi kampung Mandiri Energi.
“Ada program E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina, menjadikan Dusun Bondan mandiri energi melalui pembangkit listrik tenaga hibrid yakni tenaga surya dan angin, serta pengembangan tambak ikan. Yang terbaru adalah penambahan fasilitas desalinasi, untuk mengubah air laut menjadi air layak konsumsi,” imbuhnya.
Sementara itu, Hariyanto menyatakan pihaknya mendorong Pertamina menjadi role model perusahaan migas di Indonesia yang ramah lingkungan. “Kami tahu RU IV Cilacap tahun lalu juara Subroto Award untuk penghematan energi tingkat Nasional. Harapannya prestasi ini bisa ditingkatkan menjadi penerapan energi yang sistematik dan mampu berprestasi di kancah regional seperti ASEAN, bahkan global,” ujarnya.
Pihaknya juga mendukung Pertamina menjalankan sistem manajemen energi. “Terkait manajemen energi ini, kami berharap agar terus ditingkatkan sampai penerapan ISO 50001. Pada 2011 baru 1 industri, saat ini sudah 100 lebih industri menerapkan ISO 50001. Dengan mengadopsi sistem tersebut, maka efisiensi energi bisa terlaksana,” pungkas Hariyanto. (day)
Diskusi tentang artikel