BATUR – Komisi VII DPR RI mendukung percepatan pemanfaatan energi panas bumi yang dilakukan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero). Proyek proyek pengembangan yang dilakukan PT Geo Dipa Energi Unit Dieng diharapkan bisa direalisasikan hingga 400 MW.
Dukungan tersebut disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto, dalam kunjungan ke PT Geo Dipa Energi Unit Dieng, Selasa (24/12). Menurutnya, apabila Geo Dipa telah berhasil mencapai target-target produksi yang telah ditetapkan. Maka, kontribusi yang diberikan oleh Geo Dipa terhadap Kabupaten Banjarnegara akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kami berharap, agar proyek pengembangan yang dilakukan oleh Geo Dipa bisa cepat direalisasikan hingga mencapai produksi 400 MW,” katanya.
Dikatakan, panas bumi merupakan energi masa depan yang bersih dan tidak memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan panas bumi sebagai pembangkit listrik akan mengurangi emisi karbon yang saat ini sudah tidak boleh terjadi lagi.
“Geothermal ini adalah energi masa depan, energi hijau, energi yang sangat efisien, mengurangi emisi karbon,” kata Rofik.
Pengembangan
Direktur Utama Geo Dipa, Riki Firmandha Ibrahim, menjelaskan bahwa Geo Dipa merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan juga sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang tengah melaksanakan proyek pengembangan energi panas bumi. Proyek pengembangan tersebut sempat tertunda pelaksanaannya sejak tahun 2002.
Pengembangan dilakukan oleh Geo Dipa untuk Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2. Pengembangan itu akan menambah kapasitas terpasang Geo Dipa menjadi 270 MW di tahun 2023. Pada tahun 2025 dilanjukan dengan pembangunan Dieng Unit 3 dan 4 di tahun 2025.
“Sejak tahun 2002 hingga saat ini, kapasitas produksi PLTP Unit Dieng belum mampu mencapai 55 MW. Karena teknologi dari mesin pembangkit yang digunakan merupakan teknologi lawas dari tahun 1960-an dan seringkali mengalami kerusakan yang mengganggu produksi,” jelasnya.
Diharapkan, dengan beroperasinya small scale 10 MW di awal tahun 2021, nantinya bisa mengiringi produksi dari mesin lawas tersebut dan mendukung target produksi sebesar 55 MW nett.
Riki juga menekankan bahwa seiring berjalannya waktu, sumber-sumber energi yang berasal dari fosil akan habis, seperti di Cepu, Bontang, Aceh, dan Duri. Namun energi panas bumi sebagai salah satu energi baru terbarukan tidak akan habis dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus sampai ke anak cucu.
“Pemanfaatan energi panas bumi akan mendorong perekonomian masyarakat sekitar. Mengingat kontribusi energi panas bumi ke depan dapat dirasakan oleh Pemerintah Daerah,” paparnya.
Riki menjelaskan, perusahaan pelat merah ini belum banyak berkontribusi lebih seperti pembagian deviden dan bonus produksi. Sebab, produksi yang dihasilkan oleh Geo Dipa masih kecil. Berjalannya proyek pengembangan yang dilakukan oleh Geo Dipa untuk menambah kapasitas produksi hingga Unit 4 di tahun 2025, tentu kontribusi yang diberikan akan lebih besar.
“Saat ini kami memang belum banyak memberikan kontribusi seperti di Cepu karena produksi kami masih kecil. Kami tidak bisa bohong mengenai hal itu. Kalau sudah waktunya, kami pasti akan memberikan bagi hasil setelah NOI (Nett Operating Income) tercapai sebagai tambahan dari pembagian bonus produksi, PNBP, serta Community Development,” ujar Riki. (K36-60)