PURWOKERTO – Kualitas instalasi pengolahan air (IPA) milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Satria Kabupaten Banyumas di Gunung Tugel Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan, terus ditingkatkan.
Hal ini untuk menjawab keluhan atau komplain dari pelanggan terkait suplai air bersih di wilayah tersebut sering mengalami penurunan kualitas, seperti air tidak jernih dan terkadang keruh.
Direktur Tehnik Perumdam Tirta Satria Kabupaten Banyumas, Wipi Supriyanto mengatakan, ada dua fasilitas pendukung IPA Gunung Tugel sedang dibangun. Yakni penambahan pemasangan satu bak boster pump dan bak prasedimen di intake Pegalongan.
“Ini untuk mengatasi komplain pelanggan yang disuplai dari IPA Gunung Tugel, khususnya pelanggan yang berada di selatan Jalan Gerilya Purwokerto, dari perempatan Tanjung ke timur sampai ke wilayah Sokaraja-Banyumas,” kata Wipi, Senin (25/7/2022).
Selama ini kendala yang dialami, jelas dia, bak sedimen di intake Pegalongan yang berfungsi untuk men-filter awal air dari Sungai Serayu sering kotor. Sehingga perlu dibuatkan bak prasedimen. Selain itu, pompa juga sering kotor, tersumbat dan lumpur sering masuk perpipaan.
“Sehingga boster pump bekerja sangat keras karena ada lumpur, sampah sehingga sering terjadi tekanan dan pipa sering pecah karena masih terlalu tinggi tekanannya,” terangnya.
Dari bak boster pump yang ada sekarang (boster 1), lanjut dia, untuk bisa mendorong sampai ke IPA Gunung Tugel, tekanannya masih 9 ATM atau 90 meter.
Posisi di tengah-tengah kini ditambah satu bak boster pump lagi. Ini supaya tekanan yang 9 ATM, bisa dibagi menjadi dua, masing-masing tekanannnya menjadi 4,5 ATM.
“Harapannya ini bisa mengurangi tekanan dan pecahnya pipa. Kalau pipa pecah kan perbaikan juga lama, harus membongkar sampai kedalaman 1,5 meter. Biaya perbaikan sekali perbaikan saja untuk tenaga bisa sampai Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Belum materialnya. Ini juga mengganggu suplai air ke pelanggan,” ujarnya.
Manfaat lain dengan penambahan dua fasilitas tersebut, katanya, semula jika hanya dengan satu boster pump (mendorong 9 ATM), hanya menghasilkan debet air 100 liter per detik. Namun dengan pompa yang sama dan dibagi dua, katanya, debet air bisa bertambah 50 liter per detik atau menjadi 150 liter per detik.
“Di wilayah sana sekarang sudah ada sekitar 12.500-an pelanggan dan debet air yang dibutuhkan seharusnya 125 liter per detik. Kalau menjadi 150 liter per detik, jadi masih bisa untuk pengembangan pelanggan sekitar 2.500 pelanggan baru,” terangnya.
Untuk bak prasediman dibangun, terang dia, sampah yang ikut kebawa sampai bak sedimen selama ini masih banyak sekali. Ini sering mengganggu skrin pompa.
Harapannya, dengan adanya bak pra sedimen ini, tidak sering membersihkan pompa dan skrin, sehingga aliran air dari intake Pegalongan menuju IPA Gunung Tugel menjadi lancar.
Terkait biaya pembangunannya, Wipi menjelaskan, dua fasilitas ini dibiayai dari
anggaran hasil laba bersih yang tidak disetorkan ke kas daerah. Anggarannya sekitar Rp 6 miliar.
“Untuk bak boster pump sudah selesai tinggal instansi perpompaannya karena harus masang listrik baru. Bulan depan sudah bisa beroperasi (nenambah produksi debet air). Kalau bak prasedimen masih dikerjakan, kurang lebih selesai dua bulan lagi,” ujar dia.
Penambahan dua fasilitas dengan biaya besar ini, lanjut Wipi, ini tidak semata untuk kepentingan bisnis (investasi). Namun untuk peningkatan pelayanan ke pelanggan.
Karena jika dihitung biaya material dan operasional dengan jumlah pelanggan yang ada sekarang, belum bisa mengembalikan modal investasinya. (aw-7)