Bukan tanpa sebab, Pak Sabar panggilan akrab Suharno, tukang sulap sekaligus fotografer keliling asal Ajibarang menekuni dunia YouTube. Akhir 2018 usai berkesempatan keliling Eropa selama lebih dari sebulan, ia menyaksikan temannya mendapatkan penghasilan hingga Rp 30 juta perbulan dari YouTube. Melihat hal itulah ia mulai tertarik terhadap YouTube dengan segala keterbatasan kemampuan yang dimilikinya.
“Setelah itu saya dibuatkan akun dan chanel YouTube oleh teman saya Marcel. Selama beberapa bulan chanel itu ‘nganggur’ karena bingung mau diisi apa. Akhirnya saya mulai membuat konten video berisi dunia saya mulai dari sulap hingga ramalan kartu Tarot,” ujar pria asal Sragen tersebut.
Sebagai pemula ia tak memiliki kiat khusus untuk menjadi YouTuber. Makanya setiap hari ia terus membabi but membuat video. Tanpa diedit sedikitpun setiap video yang dibuatnya langsung diunggah. Hingga selama Januari 2019, ia berhasil mengunggah 150 video.
“Selama bulan awal saya menggeluti YouTube, dari 149 video saya hanya mendapatkan beberapa subsciber saja. Baru pada video ke 150, saya mendaptkan kejutan. Video berisi ramalan tarot tentang Jan Ethes, cucu Presiden Jokowi meledak dan membuat subscriber saya naik drastis,” ujar pria yang bolak balik masuk televisi diundang talkshow televisi nasional hingga acara ajang bakat.
Dari situlah semangatnya makin tumbuh untuk menggeluti dunia YouTube. Pekerjaannya sebagai fotografer keliling sekolahpun masih berjalan. Dari YouTube inilah, ia mendapatkan efek berupa penghasilan yang tak terduga.
“Jasa konsultasi, motivasi dan hingga ramal tarot saya mulai diminat pemirsa YouTube. Saya tak pernah mematok tarif dari kegiatan ini. Yang penting intinya saya melayani dengan sepenuh hati. Dari situ saya mendapatkan penghasilan secara ‘offline’,” katanya.
Sempat Diblokir
Enam bulan sejak video ke 150 yang meledak itulah, Pak Sabar telah memiliki subscriber hingga 26 ribu. Pendapatan dengan ‘monetisasi’ dari YouTube telah mencapai 600 US dollar atau sekitar Rp 8 juta. Namun sayang, di tengah keberhasilannya itulah ia sempat jatuh. Channel YouTubenya yang cukup produktif itu terblokir gara-gara ketidaktahuannya soal aturan main di YouTube.
“Saya mengunggah video anak-anak desa yang bermain dan mandi di sungai depan rumah. Saya benar-benar tidak tahu kalau konten video itu masuk kategori dilarang di YouTube. Hal itu dianggap sebagai perilaku predator dan melecehkan anak sehingga tak bisa ditoleransi,” kata pemilik chanel YouTube Pak Sabar Tarot.
Beruntung, sehari sebelum diblokir, penghasilan online dari YouTube tersebut telah diambil. Setelah itulah ia kembali membuat channel YouTube kembali. Kini ia telah memiliki lima channel YouTube. Namun yang rutin diisi hanya 1-2 channel saja. Dengan mengunggah setiap hari mengunggah video, ia berhasil mendapatkan 40 ribu subscriber selama enam bulan.
“Saya sudah mendapatkan ritme menggeluti YouTube. Meski subscriber telah stabil, namun penghasilan online terbilang hanya 10 prosen dibandingkan penghasilan offline. Yang ‘offline’ didapatkan dari jasa konsultasi ramal tarot, penjualan alat sulap dan sebagainya,” ujarnya.
Dari pertemuannya dengan ‘Raja YouTuber’ Atta Halilintar, Pak Sabar mendapatkan pesan agar ia tak ragu untuk menjadi YouTuber. Apalagi lewat YouTube, semua orang bisa berkesempatan menjadi apapun dan siapapun termasuk berpenghasilan tinggi. Seorang YouTuber perlu memperhatikan potensi, peluang dan nilai yang bisa diangkat dari hobi, minat yang ada di dalam diri sendiri.
“Jalan terus, unggah terus, jangan pedulikan apa kata orang. Yang memberi komentar, belum tentu punya chanel YouTube. Jangan dengarkan orang lain yang mencaci,” jelas pria yang mendapatkan banyak pengalaman pergaulan setelah singgah ke sejumlah negara di Eropa termasuk Suriname.
Kini setelah berpenghasilan online dan offline dari YouTube, Pak Sabar yang juga akrab disapa Hari Sulap ini juga ingin berbagi pengalaman dengan orang lain. Ia siap berbagi pengalaman tentang pekerjaan barunya ini.
“Saya ingin orang lain juga sukses. Profesi YouTuber siapapun bisa menjalaninya. Makanya saya terbuka untuk menjalin kerjasama dengan siapapun,” ujar pria yang telah menekuni pekerjaan dari pemulung, tukang becak, tukang sulap, presenter hingga fotografer keliling ini.(Susanto-)