CILACAP– Temuan lima bangkai penyu di sejumlah pantai di Cilacap dalam dua bulan terakhir ini, mengundang perhatian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap.
Kepala Resort BKSDA Wilayah Cilacap Dedi Rusyanto mengatakan, ada sejumlah faktor penyebab kematian penyu-penyu tersebut. Satu di antaranya, dimungkinkan karena memakan sampah.
“Bisa jadi karena memakan sampah plastik, karena warna yang mencolok. Itu yang seringkali menjadikan satwa laut, seperti penyu keliru mendeteksi pakan atau bukan,” kata Dedi Rusyanto, saat dimintai konfirmasi oleh SuaraBanyumas.
Disampaikan, sampah bisa mengganggu pencernaan penyu. Apalagi ketika sampah tersebut dikonsumsi secara menerus. “Karena (sampah) dimungkinkan dikonsumsi secara terusmenerus oleh penyu, akhirnya menyumbat pencernaan, hingga mengakibatkan kematian,” ujarnya.
Selain penyu, lanjut dia bisa juga dialami mamalia lainnya, seperti paus atau lumba-lumba.
Kematian penyu, lanjut dia bisa juga karena penyakit yang menempel pada tubuh penyu. Bila demikian, penyakit tersebut yang kemudian menyebabkan kematian.
Kemungkinan penyebab kematian lainnya, pertimbangan Dedi tertuju pada asupan makanan beracun. Asupan makanan itu, bisa jadi dari zat kimia atau sampah.
“Banyak faktor yang menyebabkan kematian penyu. Dan dari beberapa kemungkinan itu, kemungkinan besar karena (keracunan) zat kimia atau pun sampah,” kata dia.
Jawaban serupa didapatkan SuaraBanyumas, saat menanyakan kepada Koordinator Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan kematian penyu.
Satu di antaranya, kematian penyu dimungkinkan akibat memakan sampah di lautan. “Karena penyu itu binatang soliter. Dia tidak bisa membedakan mana itu makanan, mana itu ubur-ubur. Bisa jadi, penyu makan sampah, lalu sakit, hingga mati,” katanya.
Kemungkinan penyebab kematian penyu lainya, lanjut dia dimungkinkan akibat terkena baling-baling kapal, atau terperangkap jaring nelayan. “Bisa juga karena faktor usia, atau terkena karang saat ada arus kencang,” ujarnya.
Mengacu prakiraan BMKG, gelombang di laut selatan Jawa pada musim kemarau ini potensinya tinggi.
Sebelumnya, dalam hitungan sekitar dua bulan terakhir, lima bangkai penyu ditemukan di sejumlah pantai di Kabupaten Cilacap.
Terbaru, bangkai seekor penyu ditemukan di kawasan Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Sabtu (8/8) siang. Jumawan mengatakan, temuan penyu tersebut menjadi yang kelima di Cilacap dalam dua bulan terakhir ini.
Pertama, bangkai penyu lekang ditemukan pada awal bulan Juli lalu, di Pantai Glempang Pasir, Adipala. Kemudian yang kedua dan ketiga, bangkai penyu jenis lekang ditemukan di Pantai Sodong, Adipala. Sedangkan penemuan yang keempat, yakni bangkai penyu belimbing di Pantai Jetis, Nusawungu. (tg-1)