PEMALANG – Lima kabupaten di Provinsi Jateng melaksanakan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Adapun untuk kabupaten/kota yang lain diminta untuk meniru langkah atau kerja yang dilakukan lima kabupaten ini dalam melaksanakan program itu.
”Yang di berikan contoh kan memang hanya lima kabupaten ya. Maka kita minta kawan-kawan di kabupaten lain untuk meniru. Bukan berarti yang tidak masuk dalam uji coba itu diam-diam saja. Mengikuti saja langkahnya,” kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo usai meninjau pembangunan talud bersumber dari APBD Provinsi Jateng di Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Senin (20/12/2021).
Menurut Ganjar, program yang melibatkan lima kabupaten untuk pengentasan kemiskinan ekstrem tersebut memang mendadak. Hal itulah yang juga mendasari agar daerah lain tidak diam saja.
”Memang karena programnya kemarin agak mendadak di akhir tahun, maka saya pikir ini hanya modeling saja. Penekanannya akan ada pada 2022,” katanya.
Dia menambahkan, program pengentasan kemiskinan ekstrem yang menjadi program nasional sudah berjalan. Bantuan dana yang bersumber dari pemerintah pusat sudah masuk selama dua bulan terakhir.
”Top up dari pemerintah pusat sudah masuk. Tapi untuk di Jateng sengaja kami kembangkan. Penyelesaian kemiskinan harus menyelesaikan problem yang mereka miliki, seperti rumah tidak layak huni, jamban, air bersih, penerangan. Maka kami mencarikan sendiri tambahan sumber dana,” jelasnya.
Baca Juga : Penyaluran BLT Dana Desa di Jateng Sudah 76,49 Persen
Terkait bantuan pembangunan talud di Desa Klareyan, harapannya dapat membantu menjaga lingkungan. Termasuk mencegah adanya luapan air dari saluran air di sekitar pemukiman warga.
Ganjar menegaskan agar tiap kepala desa selalu mengawal pembangunan yang berintegritas dan kompeten. Hal itu di tujukan agar mendapatkan hasil terbaik.
”Semoga bermanfaat. Terima kasih untuk kepala desa yang sudah mengawasi dengan baik,” pungkasnya.(bs-7)
Sumber : Humas Jateng