BANJARNEGARA – Pemkab Banjarnegara berusaha untuk mengantisipasi lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2020. Tren kenaikan harga sejumlah barang perlu diimbangi dengan pasokan sehingga menekan laju inflasi.
Sekretaris Daerah Pemkab Banjarnegara Indarto mengatakan, memperhatikan siklus tahunan, setiap menghadapi Natal dan Tahun Baru selalu terjadi gejolak kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas).
“Hal tersebut perlu diantisipasi lebih dini,” katanya, saat rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banjarnegara, kemarin.
Menurutnya, ketersediaan barang harus terjamin di pasaran untuk menjaga harga tetap stabil. Seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) diminta untuk saling bersinergi dan berperan dalam pengendalian inflasi.
Kunci yang harus dilakukan yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
“Pemkab bersama TPID perlu melakukan pemantauan harga pasar,” tegasnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk berbelanja sesuai kebutuhan. Aksi borong hanya akan menyebabkan kenaikan harga dan memicu inflasi.
“Mari kita untuk berperilaku bijak dalam berbelanja, yakni dengan membeli barang sesuai kebutuhan,” tandasnya.
Inflasi
Kepala Badan Pusat Statisitk Banjarnegara Fahrudin Tri Ubayani mengatakan, laju inflasi Banjarnegara bulan November 2018 hingga November 2019 sebersar 2,59 %. Penyebab inflasi di Banjarnegara dipengaruhi kelompok bahan makanan seperti bawang merah, daging ayam, dan telur ayam ras, makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, dan lainnya.
“Komoditas yang secara persisten menjadi penyumbang inflasi secara bulanan yaitu bawang, telur ayam ras, daging ayam ras, sayur-mayur,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Agus Chusaeni menyatakan, perekonomian wiayah eks Karesidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap, pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,68 persen atau melambat dibandingkan tahun sebelumya sebesar 5,72%.
Berdasarkan wilayah, pertumbuhan tertinggi terdapat di Kabupaten Banyumas yaitu sebesar 6,45% disusul Kabupaten Banjarnegara sebesar 5,67%. (K36-52)