PURWOKERTO-Selain meningkatkan kualitas, pengelola madrasah saat ini juga terus didorong agar meningkatkan kuantitas peserta didik.
Dengan kuantitas siswa yang meningkat, maka besaran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterima madrasah juga mengalami peningkatan.
”Kami terus mendorong agar dari segi kuantitas, jumlah siswa di madrasah juga banyak, sehingga daya dukung pendanaan yang bersumber dari dana BOS juga besar,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo.
Ketika dana BOS yang diterima madrasah besar, lanjut dia, diharapkan pengelola madrasah tidak mengalami kendala dalam membayar honor guru wiyata bakti.
”Guru-guru di madrasah banyak yang menyampaikan kalau di madrasah itu jumlah guru PNS-nya relatif sedikit. Bahkan hampir sebagian besar pendidiknya merupakan guru honorer,” ujarnya.
Kondisi ini berbeda pada jenjang SD atau SMP negeri yang jumlah guru PNS-nya relatif lebih banyak dan guru honorernya relatif sedikit.
Dengan jumlah guru honorer yang sedikit, maka jenjang SD atau SMP kemungkinan tidak mengalami kendala terkait anggaran untuk membayar honor mereka.
Dia menambahkan, selama ini sulit bagi pihak madrasah untuk memberikan honor minimal mendekati atau setara UMK (Upah Minimum Kabupaten), seperti yang diterima kalangan guru honorer pada SD dan SMP negeri.
”Kami inginnya guru honorer atau wiyata bakti pada jenjang madrasah diperlakukan sama seperti guru honorer pada SD atau SMP negeri. Tapi sejauh ini perhatian pemerintah daerah belum sampai ke madrasah,” tambah dia.(H48-)