Purwokerto, suarabanyumas.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unsoed menginisiasi untuk mengedukasi peternak tentang pencegahan gejala penyakit lumpy skin disease (LSD) di Desa Kaleng dan Desa Krandegan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. LSD merupakan penyakit infeksius atau menular yang disebabkan oleh virus capropoxvirus pada ternak, khususnya sapi dan kambing.
Dosen Pembimbing Lapangan, Nurchamidah menyampaikan tim KKN memberikan sosialisasi pencegahan penyakit ternak dengan tema “Sapi Sehat, Kambing Unggul, Peternak Jaya”. Sosialisasi ini untuk mengedukasi dan menambah wawasan para peternak tentang kesehatan ternak di dua desa tersebut yang di gelar di Aula Desa Krandegan, Puring, Kebumen, Sabtu (3/8/2024).
“Sosialisasi ini untuk mengedukasi dan menambah ilmu pengetahuan para peternak tentang pemeliharaan kesehatan hewan ternak. Melalui edukasi ini minimal dapat memberikan upaya dan cara pencegahan dari penyakit LSD,” paparnya.
Narasumber, Chomsiatun Nurul Hidayah menjelaskan LSD sering disebut dengan penyakit latto latto. Virus capropoxvirus rata-rata menyerang sapi dan kerbau umur kurang dari 1 tahun yang dipengaruhi oleh ras dan status imun ternak.
“Gejala LSD sendiri terdapat lesi atau benjolan di daerah leher, kepala, kaki, ekor dan alat reproduksi. Selain itu, kondisi ternak lemah, demam mencapai 40,5 derajat celcius, dan terdapat leleran pada hidung dan mata,” papar Dosen Fakultas Peternakan Unsoed tersebut.
Chomsiatun menambahkan, terdapat lima penularan LSD pada ternak, yaitu melalui serangga penghisap darah, kontak langsung antarhewan sakit dan sehat, penularan oleh induk kepada calon ternak yang dikandung, pemakaian jarum suntik berulang, dan kontaminasi pakan dan air minum.
“LSD dapat dicegah dengan mengoptimalkan manajemen peternakan seperti mengatur jadwal kawin dan kelahiran ternak. Tidak hanya itu, penting bagi para peternak untuk mengenali sejak awal gejala LSD dan segera lapor apabila terdapat gejala tersebut,” jelasnya.