PURWOKERTO – Ferdinand Marcos Jr atau Marcos Jr di pastikan menang telak dalam pemilihan presiden Filipina dengan meraih lebih dari 90 persen suara berdasarkan hasil perhitungan cepat.
Kemenangan Marcos Jr menuai banyak kontroversi karena ia merupakan putra mantan di ktator Filipina, Ferdinand Marcos.
Akademisi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Tundjung Linggarwati SIP MSi mengatakan, semua pihak tidak bisa hanya sekedar melihat kalau dia adalah anak Ferdinand Marcos. Hal tersebut karena Marcos Jr juga memiliki perjalanan politiknya sendiri, termasuk pernah menjadi senator Filipina.
Baca Juga : Lebaran-usai-aktivitas-masyarakat-kembali-normal/
“Kalau kita mengingat seorang Marcos memang merupakan sosok yang otoritarian dan korup pada saat itu. Tapi kita tidak bisa serta merta menilai bahwa nantinya pemerintahan Marcos Jr juga akan seperti itu” ujarnya.
Meskipun demikian, Tundjung menilai bahwa pemerintahan yang otoritarian bisa saja terjadi mengingat wakil presiden Marcos Jr adalah Sarah Duterte yang merupakan anak Rodrigo Duterte, Presiden Filipina sebelumnya yang dianggap otoriter.
“Tapi kita harus melihat secara objektif apakah trendnya akan kembali seperti dulu atau mereka akan banyak pelajaran yang bisa di ambil dari peristiwa politik masa lalu yang melibatkan kedua orang tua mereka,” sambungnya.
Terkait perpecahan yang terjadi di Filipina akibat kemenangan tersebut, Tundjung menilai hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang biasa ketika terdapat pihak yang menang dan kalah. Terlebih lagi ayah dia yang memiliki sejarah yang di anggap punya rekam jejak kurang bagus.
“Memang beberapa pihak masih terkaget, terutama generasi yang masih mengingat kediktatoran Marcos dan istrinya Imelda Marcos,” tandas Tundjung.
Ia juga menilai, terpilihnya dia tidak akan terlalu merubah kebijakan luar negeri Filipina. Filipina akan tetap menjalin hubungan yang baik dengan sekutu lamanya, Amerika Serikat.
Baca Juga : Alumni-smk-raup-ratusan-juta-dengan-buka-salon-kok-bisa/
Filipina di bawah Marcos Jr juga di proyeksikan akan tetap melanjutkan peran-peran mereka di ASEAN dan akan memanfaatkan keberadaan regionalisme di Asia Tenggara.
“Terkait hubungannya dengan Indonesia, selama ini Filipina sebagai negara tetangga tidak terlalu berkonfliktual. Sehingga saya kira terkait kerja sama akan tetap berjalan dengan baik, meskipun pada awal pemerintahan akan sedikit terganggu akibat ketidakstabilan politik dalam negeri Filipina,” pungkasnya.(MG04-7)