Kamis pagi, 2 Juli 2020 warga Dusun Karanganjog, Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar telah berkumpul. Seekor kambing dituntun salah seorang warga lalu sesaat kemudian telah disembelih. Puluhan pria itupun telah menyiapkan bumbu gulai kambing dan menyiapkan dapur umum di depan rumah salah satu warga.
“Ini merupakan kegiatan tradisi sedekah bumi atau apitan. Kegiatan ini berawal dari kegiatan setiap bulan warga mengumpulkan uang saat pertemuan rutin. Pada bulan Apit (Dzulkongidah, red) digunakan untuk membeli kambing, dikelola, dimasak, dan disantap bersama warga satu RT,” jelas Edi Pranata, warga setempat.
Jelang duhur tiba, merekapun berkumpul bersama pelataran rumah. Para warga, terdri ayah, ibu, dan anak hadir dalam kegiatan selamatan itu. Setelah diadakan tahlil dan doa bersama, maka kegiatan makan bersama dalam rangka selamatan Sedekah Bumi ini dilaksanakan.
“Tahun ini sengaja nasi dan lauk kita taruh di atas daun pisang. Kita makan bersama dengan menggunakan tangan. Dengan kegiatan seperti ini maka kebersamaan warga makin terjaga,” ujarnya.
Selamatan sedekah bumi ini dilaksanakan dalam rangka menyukuri apa yang telah diberikan Tuhan melalui para leluhur. Melalui para leluhur inilah, generasi sekarang ini bisa menikmati rumah, lahan pertanian, jalan dan sebagainya. Untuk itulah melalui doa bersama inilah, merupakan upaya mengingat jasa dan perjuanga para leluhur.
“Diharapkan dengan tradisi ini, masyarakat tak akan melupakan jasa leluhurnya. intinya membangun kesadaran bersama. Melalui kegiatan ini pula diharapkan antarwarga saling menjaga kepedulian dan gotong royong, termasuk di era pandemi wabah korona kali ini,” jelas Riswo Mulyadi, salah satu tokoh masyarakat setempat yang turut memimpin tradisi ini.
Kritisi Tradisi
Generasi sekarang ini diharapkan tidak hanya melihat hal ini selintas saja, tetapi diharapkan dapat mengkritisi kegiatan tersebut. Dengan menelaah kembali tradisi yang ada maka diharapkan dapat diperoleh landasan filosofis, teologis dan sosiologis tradisi warisan leluhur tersebut.
“Jadi misalkan dipertanyakan kenapa sedekah bumi ini diadakan di Bulan Apit, di antara dua hari raya besar, Idul Fitri dan Idul Adha?” tanya Riswo. (Susanto-)