PURBALINGGA – Puluhan foto tentang suasana Kabupaten Purbalingga zaman dahulu terpampang di sketsel. Ada foto saat zaman kolonial Belanda hingga tahun 80-an.
Itulah sekelumit tentang pameran foto bertajuk “Kisah Sedjarah Poerbolinggo dalam Bingkai Foto”. Pameran berlangsung selama 15-18 Desember 2021 di Kedai Pojok kompleks Taman Kota Usman Janatin.
“Ada 30 foto yang kami pamerkan. Ini salah satu sumbangsih kami untuk mengenalkan kesejarahan Purbalingga. Sekaligus meramaikan Hari Jadi ke-191 Kabupaten Purbalingga,” ujar Founder Historia Perwira, Gunanto Eko Saputro, Jumat (17/12/2021) malam.
Foto-foto itu berasal dari berbagai sumber. Antara lain dari Nationaal Archief Belanda, Tropen Museum, Koninklijk Instituut voor Taal en Volkenkunde (KITLV) dan situs-situs Belanda yang menggambarkan berbagai peristiwa yang ada di Purbalingga.
(Baca Juga: Bupati Ziarah ke Makam Pendiri Kabupaten Purbalingga)
“Foto-foto kami rangkai dan bernarasi sehingga para pengunjung bisa membayangkan situasi Purbalingga saat itu,” kata Igun.
Foto story yang ada di situ antara lain patroli serdadu Belanda, sabotase pejuang di Bobotsari, berbagai macam gambaran kondisi sosial budaya di Purbalingga saat itu.
Kemudian bangunan-bangunan ikonik dan bersejarah serta ceritanya, juga ada gambar-gambar aktivitas dan interaksi tentara Belanda itu dengan masyarakat Purbalingga.
Mengapresiasi
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Purbalingga Mohammad Najib mengapresiasi kegiatan yang dilakukan komunitas Historia Perwira.
“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Ke depan kami juga siap bekerja sama untuk mengangkat sejarah, pustaka dan kearsipan di Purbalingga,” ujarnya saat mengunjungi pameran.
(Baca Juga: Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-191, Bupati: Masih Banyak PR)
Salah satu pengunjung pameran Eko Putu Soehoedi mengatakan, pameran foto ini membuka wawasan tentang sejarah kota kelahirannya.
“Kegiatan ini sangat menarik. Foto-foto ini sebagian besar baru saya lihat. Apa lagi ada penjelasannya ceritanya oleh Mas Igun dari Historia Perwira sehingga lebih memahami,” ujar Ketua Gabungan Purna STM YPT Purbalingga (Gapura) itu.
Eko yang datang bersama keluarganya mengharapkan kegiatan seperti ini bisa lebih banyak lagi dilaksanakan.
“Generasi muda dan anak-anak kita perlu mendapatkan pemahaman mengenai sejarah. Jangan sampai mereka tidak tahu mengenai sejarah tanah kelahirannya sendiri,” ujarnya. (ri-4)