UMKM perlu mengimplementasikan Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga mampu bersaing di era globalisasi.
PERAN UMKM sangat penting dalam perekonomian. Persaingan pasar yang semakin ketat, kualitas produk atau jasa yang diberikan menjadi fokus perhatian yang penting bagi pelaku UMKM ini.
Peningkatan kualitas UMKM dapat dilakukan melalui implementasi Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management). Kapabilitas pelaku pada orientasi kewirausahaan dan pasar merupakan modal penting bagi UMKM agar dapat memiliki keunggulan bersaing dengan kinerja manajerial atau usaha besar lainnya.
Apalagi seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini, menuntut UMKM harus mengubah perilakunya yang masih tradisional menjadi modern. Pelaku usaha harus mampu memasarkan produknya secara daring, baik melalui marketplace maupun jejaring media sosial dalam menyongsong era globalisasi.
Era globalisasi memberi dampak pada fleksibilitas kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal ini berhubungan dengan kualitas yang diterima konsumen dari suatu produk yang dikonsumsi.
Fleksibilitas kebutuhan dan keinginan konsumen menuntut pelaku usaha untuk selalu mengikuti perubahan yang ada. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi produktivitas perusahaan dan rendahnya tingkat harga produk maupun jasa. Namun lebih pada kualitas produk atau jasa, kenyamanan, kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam pencapaiannya.
Dalam situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam seperti ini, pendekatan TQM semakin banyak digunakan dengan filosofi mencapai keunggulan berbagai aspek operasi usaha untuk mencapai keunggulan atau daya saing usaha secara total. TQM memberikan jawaban pada organisasi atau perusahaan terhadap tatangan global yang semakin sulit, komplek dan cepat perubahannya.
(Baca Juga: Lewat Galeri Niaga, Banyumas Kenalkan Produk UMKM Lokal)
TQM mengarahkan perusahaan pada continous improvement yang dapat mewujudkan kepuasan konsumen secara total dan terus menerus. Proses yang berorientasi pada konsumen ini menggabungkan praktik manajemen dasar dengan usaha-usaha perbaikan yang sering dipakai serta peralatan-peralatan dan teknik yang handal.
Belum Merata
Namun, sayangnya belum sepenuhnya UMKM menerapkan TQM. Perkembangan UMKM di Indonesia yang meningkat dari segi kuantitas (unit usaha) belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas.
Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya.
UMKM di Indonesia pada umumnya masih memiliki keterbatasan modal dan sistem manajemen, sehingga seringkali dihadapkan pada berbagai bentuk ancaman baik internal maupun eksternal. Maka, UMKM harus mulai menerapkan manajemen kualitas. Namun terkadang walaupun sudah menerapkan manajemen kualitas, hal tersebut tidak menjamin bahwa produk yang dihasilkan berkualitas baik. Untuk itu diperlukan penerapan manajemen kualitas yang terencana dan terorganisir dengan baik.
Hardjosoedarmo, dalam bukunya 1996: 26, menyebutkan tantangan terhadap manajemen bagi organisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal adalah kendala dari dalam organisasi biasanya budaya di dalam organisasi yang menimbulkan situasi yang tidak kondusif bagi manajemen untuk melakukan perbaikan kinerjanya. Sedangkan tantangan eksternal organisasi adalah suatu impuls dari luar organisasi yang menggugah manajemen untuk mengadakan perbaikan kinerja.
Iklim Kerja
UMKM di Indonesia, tidak memiliki budaya organisasi yang baik. Contohnya, tidak memiliki jam kerja yang pasti serta tidak disiplin. Hal itu harus diperbaiki untuk menciptakan kondusifitas dalam iklim kerja.
Feigenbaum dalam Susetyo (2011) berpendapat untuk menghadapi tantangan tersebut, organisasi diharapkan mampu menghasilkan luaran yang berkualitas yang mampu memberikan kepuasan bagi pelanggannya. Kualitas itu sendiri merupakan keseluruhan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang mampu memberi kepuasan kepada pelanggan atau konsumen.
Kinerja suatu perusahaan, baik itu operasional maupun organisasi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau proses kualitas yang dilakukan sebelumnya. Untuk menghasilkan output yang berkualitas tentunya perusahaan haru melakukan tindakan-tindakan kualitas atau yang sering disebut dengan manajemen kualitas.
UMKM yang siap bersaing pada era globalisasi ekonomi membutuhkan keterlibatan total dan kerjasama dari setiap unsur organisasi. Hal ini bisa dimulai dari sistem kepemimpinannya.
Manajemen senior lebih aktif serta memanfaatkan bakat semua karyawannya untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki. Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Bila MKT diterapkan dengan efektif dan efisien maka, tujuan dari UMKM itu dapat lebih cepat tercapai. (*)
Mahasiswa Angkatan 2019 prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed (*)