PURWOKERTO-Menteri Koordiantor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy minta kepada semua daerah untuk menangani dengan serius penyebaran Covid-19. Termasuk mengantisipasi munculnya tiga jenis varian baru, terutama varian dari India.
“Penanganan Covid-19 harus ditangani dengan sungguh-sungguh, tidak cukup dikoordinasikan di rapat. Tapi harus dilihat betul kondisi di lapangan apakah sudah berjalan baik atau belum,” katanya saat mengisi orasi ilmiah rapat senak terbuka Milad ke-56 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jumat (28/5).
Kedatangannya ke UMP, selain menghadiri rapat senat terbuka Milad ke-56, juga meninjau Gedung UMP Tower KH AR Fachruddin yang diresmikan secara virtual oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Selain itu meresmikan dan meninjau Gedung Banyumas Institute di kampus tersebut.
Menurut Muhadjir, pemerintah telah mengantisipasi lonjakan Covid-19 di bulan Juni besok, mengingat mobilitas waarga kembali meningkat pasca lebaran.
“Ini sekarang sudah kita antisipasi. Makanya saya, termasuk berkunjung ke sini, untuk memastikan bahwa di beberapa tempat di Jawa Tengah yang potensial akan menjadi sumber penyebaran itu harus segera kita tangani dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Menko PMK minta pemerintah daerah yang wilayahnya bisa menjadi sumber persebaran Covid-19 mengecek implementasi kebijakan pengendalian penularan virus corona di lapangan. Pihaknya juga minta mewaspadai persebaran varian baru virus Korono yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan India.
“Yang sudah kelihatan sangat ganas dari India kan, karena angka kasus sudah di atas 400 ribu dan angka kematian sudah di atas 20 juta orang. Ini harus kita waspadai betul jangan sampai merebak ke Indonesia,” ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, setiap ada isu dan kemungkinan potensi terjadinya sumber penyebaran dari vartian-varian baru tersebut harus segera ditangani. Seperti kasus yang terjadi di Cilacap.
“Makanya saya datang ke sini, juga untuk berkoordinasi, memastikan seperti apa penanganan dan antisipasinya,” tandasnya.
(Baca Juga : Magister Pendidikan Agama Islam UMP Gelar Workshop Visi-Misi Lembaga)
14 Awak Kapal
Soal 14 awak kapal berbendera Panama yang dikonfirmasi terserang Covid-19 setelah tiba di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, dia menjelaskan bahwa pemerintah pusat berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam penanganannya. Sebanyak 14 awak Kapal MV Hilma Bulker, yang membawa gula rafinasi dari India diketahui tertular Covid-19 saat bongkar muatan di Pelabuhan Tanjung Intan.
Mereka semua berkewarganegaraan Filipina. Awak kapal yang positif tertular COVID-19 telah menjalani perawatan di RSUD Cilacap dan seorang di antaranya meninggal dunia. Menurut hasil pemeriksaan genom yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, ke-14 awak Kapal MV Hilma Bulker terinfeksi virus corona varian B1617 dari India.
Lebih lanjut Muhadjir mengatakan, sejuah ini, Covid-19 varian baru ini belum ada tanda proliveriasi (tanda-tanda penyebaran) di sejumlah daerah di Indonesia. Kendati demikian, kata dia, sumber-sumbernya kini sudah diwaspadai.
“Sekarang yang sedang ditangani sunguh-sungguh itu yang dari Sumatera, karena dari sana banyak sekali pekerja migran dan sanak-sanak saudara (pemudik) yang melakukan penyeberangan-penyebarangan melalui jalur tidak resmi, diluar pengendalian pemerintah,” katanya.
Selain itu, katanya, arus balik dari wilayah Sumatera. Saat mudik lebaran lalu, ada sekitar 500 bus yang sampai sekarang belum balik ke Jawa. Provinsi di Sumatera yang menjadi perhatian ketat, yakni Sumatera Selatan dan Lampung.
“Dua kapoldanya meminta perpanjangan untuk penyekatan arus balik. Mereka mau melakukan pencegatan, pemeriksaan dan penindakan mereka yang akan menyeberang kembali ke Jawa,” kata Muhajir. (aw, san-3)