JAKARTA– Dari perhitungan sederhananya akibat tingginya angka kematian akibat Covid-19, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh memperkirakan per 2 Juli 2021 telah muncul sekitar 49 Ribu anak yatim baru.
Terkait hal itulah ia mendorong semua pihak termasuk insan pers melalui produksi karya jurnalistiknya mampu membangkikan empati dan partisipasi publik di masa pandemi.
Nuh mengatakan derajat masalah Covid-19 ini cukup besar, namun ‘tool’ yang dipunyai kita terbatas. Sehingga kolaborasi, partisipasi publik untuk bersama bangkit mengatasi permasalahan pandemi ini.
“Bahasa terangnya sekarang ada yang berbeda dengan di awal Covid-19. Akhir-akhir ini respon publik berbeda. Awal Maret April kita melihat betapa gegap gempitanya orang yang ingin membantu, mulai dari APD, vitamin, makanan bok untuk nakes. Sekaran relatif sepi,” jelasnya saat pembekalan jurnalis Perubahan Perilaku kerjasama Dewan Pers dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional yang disiarkan daring Kamis (9/7/2021) siang.
Soal penyebab sepinya respon masyarakat ini, Nuh menyebut faktor kelelahan salah satunya. Makanya insan pers hendaknya dapat mereview hal ini kembali. Nuh berpesan akan tiga hal yang urgen yang harus dilaksanakan semua pihak termasuk insan pers untuk membangkitkan kembali partisipasi publik.
“Pertama soal prokes harus digenjot lagi karena masih ada masyarakat yang abai. Kedua, membangkitkan empati publik bukan simpati. Jadi saat ini harus dinaikan derajatnya dari simpati ke empati. Pati, Simpati dan Empati. Simpati perlu, tetapi belum cukup untuk kondisi saat ini,” jelasnya.
(Baca Juga : Mohammad Nuh: Covid-19 Belum Selesai, Pers Harus Bangkitkan Kesadaran Publik)
Selain dukungan psikologis, dukungan material mulai uang brang dan lainya perlu diberikan lagi. Karena Nuh mencatata hal yang ke tiga soal dampak dari Covid-19 yang luar bisa saat ini. Nuh bahkan membuat penghitungan sederhana soal dampak sosial psikologis dan ekonomi dari Covid-19 ini.
“Saya coba menghitung per 2 Juli, ada gelombang anak yatim baru. Melalui pendekatan statistik sederhana per 2 Juli kemarin ada sekitar 49 ribu anak yatim baru. Dengan tambahan 1000 kasus kemarin, mungkin sekarang (8 Juli, red), sudah mencapai angka 50 Ribu yatim baru,”
Terkait hal inilah, Nuh mengajak semua pihak dari hulu ke hilir harus saling menjaga. Akibat dari Covid-19 ini harus ditangani dengan baik. Faktor turunan dampak dari Covid-19 ini memang bisa luar biasa terutama bagi para pekerja menengah ke bawah.
“Untuk itulah kawan media harus saling menjaga dan bisa membangun optimisme, jangan menyerah. Harus bangkitkan lagi optimisme dan pikiran positif,” tandasnya.(san-3)