BANYUMAS – Setelah menjalani proses panjang, Omah Sastra Ahmad Tohari resmi dibuka, Sabtu (25/1). Fasilitas yang mulai digagas sejak tahun 2018 lalu berlokasi di Wisata Agro Karang Penginyongan, Desa Karangtengah, Cilongok, Banyumas.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Banyumas Achmad Husein yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Periwisata (Dinporabudpar) Asis Kusumandani, budayawan Ahmad Tohari serta pemilik Agro Karang Penginyongan Liem Kuswintoro. Selain, itu seniman dari Sanggar Tari Sekar Santi Desa Karangjati, Kecamatan Susukan, Banjarnegara mementaskan “Sendratari Buka Klambu” yang diangkat dari novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Ahmad Tohari mengaku, penggunaan namanya sebagai ikon Omah Sastra tersebut merupakan urusan lain. Sebab, dia hanya ingin membuat karya sastra semakin disenangi masyarakat, terutama pelajar.
“Sastra ini dapat menjadikan pola pikir berkembangan secara intelektual dan perasaan. Kalau hanya pintar secara intelektual, tapi tidak perasaan, maka kita tidak berkembang secara lengkap. Intelektual saja tidak cukup. Perlu penyeimbang aspek sensitifitas. Omah Sastra ini diharapkan dapat membangun perasaan itu melalui bacaan sastra,” katanya.
Selain itu, kata Tohari, karya sastra juga memberikan sentuhan rasa peduli serta mengasah kepekaan dan kemanusiaan. Bahkan penanaman karakter jauh lebih mudah melalui ilmu sastra. Sebagian besar karya Tohari pun memunculkan karakter egalitarian ini.
Taman Ismail Marzuki Mini
Penulis Ronggeng Dukuh Paruk ini mengatakan, Omah Sastra tersebut akan diisi sejumlah kegiatan rutin. Contohnya, diskusi, pembacaan puisi, pementasan seni maupun dialog sastra.
“Suatu saat bisa digelar tari-tarian, genjringan. Ini bisa menjadi Taman Ismail Marzuki mini,” ujarnya.
Dia menuturkan, awalnya Omah Sastra tersebut akan dibangun di belakang rumahnya di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang. Namun, lantaran suasana di Agro Karang Penyingongan lebih sejuk dan sepi, dia sepakat untuk membuka tempat tersebut di Desa Karangtengah.
“Kalau disini nanti ada siswa yang ke sini, dan berharap saya datang saya sukarela ke sini,” kata dia.
Sementara itu, pemilik Agro Karang Pangiyongan Liem Koeswintoro mengatakan, fasilitas ini sengaja dipersiapkan sebagai wahana rekreasi untuk pendidikan karakter bangsa. Dalam Omah Sastra Ahmad Tohari ini tidak hanya khusus untuk seluruh karya-karya Ahmad Tohari, baik karya-karya pribadinya ataupun karya yang berkesinambungan dengan sastra tetapi juga budaya penginyongan pada umumnya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani menyambut baik dengan berdirinya Omah Sastra Ahmad Tohari. Omah Sastra Ahmad Tohari diharapkan menjadi tempat wisata sastra yang sekaligus mampu menggugah, menginspirasi serta meningkatkan minat kepada generasi muda terhadap sastra. Sehingga mereka akan memahami kultur keberagamaan.
“Sejak dini generasi muda perlu untuk diperkenalkan agar mengerti, memahami dan menghargai sastra secara sadar sehingga mereka dapat dapat menerapkan nilai nilai dalam kehidupan,” katanya. (K35-37)