Petualangan menikmati alam di Baturraden belum lengkap rasanya bila nggak mampir di tempat yang satu ini. Pancuran Pitu.
Lokasinya tak jauh dari Kebun Raya Baturraden, hanya berjarak 2 kilometer dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat. Kalau dari pusat Kota Purwokerto, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit.
Sebenarnya ada tiga pintu masuk menuju ke Pancuran Pitu. Pertama dari Wanawisata Baturraden, kedua dari Lokawisata Baturraden dengan membeli tiket terusan Rp 15.000 dan ketiga dari Desa Ketenger. Jalur yang lazim digunakan biasanya dari Lokawisata Baturraden atau Wanawisata karena relatif lebih mudah dan tidak terlalu jauh.
Setelah membayar tiket masuk, siapkan sedikit tenaga untuk menuruni undakan berkelok menuju lokasi Pancuran Pitu. Jalan yang dilapis semen ini cukup lumayan untuk mengeluarkan keringat sebelum bersantai. Tapi tenang saja, deretan pepohonan dan kicau burung selalu menemani setiap melangkahkan kaki.
Sesuai namanya, di objek wisata ini ada tujuh air mancur alam. Air beruap dengan panas 45-48 derajat Celcius meluncur dari setiap lubang itu. Di kawasan ini juga terdapat dua gua yaitu Goa Seliran dan Sarabadak, serta tebing belerang. Ketiganya berwarna kuning tua lantaran selalu terguyur air belerang terus menerus.
Konon, pancuran ini ditemukan oleh seorang petapa bernama Syekh Maulana Maghribi. Menurut penuturan warga sekitar keberadaan penyebar agama Islam ini erat kaitannya dengan petilasan Mbah Atas Angin, tak jauh dari Pancuran Pitu.
Ternyata, kawasan ini selalu menjadi tempat favorit wisatawan mancanegara. Kira-kira kenapa ya? Usut punya usut, mereka sangat menyukai mandi air panas dan pijat belerang.
Penyebabnya adalah rayuan maut dari belasan tukang pijat urut yang selalu beroperasi di sana. Mereka siap melayani pengunjung untuk relaksasi setelah kelelahan berjalan menuju area ini.
Tarif pijatnya tidaklah mahal. Hanya Rp 10.000 untuk pijat kaki, Rp 25.000 untuk pijat badan dan Rp 50.000 full service yaitu, pijat tubuh dengan lulur belarang yang sudah diendapkan.
Kandungan belerang juga dipercaya dapat mengobati sakit tulang atau rematik dan berbagai macam penyakit kulit seperti panu, kadas, dan lain-lain. Selain itu bisa juga untuk lulur dan masker untuk mengobati jerawat. Ini pula yang menjadi alasan para bule tidak pernah menolak tawaran untuk menikmati pijatan dari para ahlinya.
Dari tebing belerang Pancuran Pitu ini pemandangan alamnya juga sangat indah. Bila cuaca cerah, Kota Purwokerto terlihat di kejauhan. Di lokasi ini tersebar beberapa toilet dan kamar mandi, mushola, dan tentu saja bertebaran pula penjaja makanan dan oleh-oleh ataupun kerajinan lokal. [NS]