BANYUMAS – Siapa sangka usaha yang awalnya terlihat menjanjikan, namun ketika Covid-19 melanda membuat hampir semua lini usaha terdampak, baik dari usaha kecil, menengah hingga usaha besar.
Salah satu usaha yang terkena dampak dari Covid-19 adalah usaha rental angkot milik keluarga Hj Sri Baeti (60) di Desa Banjar Anyar RT/RW 02/05 Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.
Bahkan pada awal Covid-19 melanda, rental angkot itu tidak beroperasi sama sekali. Namun ketika Covid-19 sudah mulai terkendali, justru para sopir angkot ini sudah berpindah mata pencaharian, sehingga angkutan tersebut terbengkalai. Akibatnya armada angkot mengalami kerusakan.
Kalau untuk sekarang ketika ada yang menyewa angkutan tersebut, uang penghasilannya dipakai untuk perbaikan karena dampak dari angkot yang dulunya terbengkalai.
Bagi pemilik usaha rental itu, hal ini cukup memilukan. Bagaimana tidak, pengeluaran lebih banyak dari pemasukkan. Padahal dulu sebelum adanya pandemi, setiap hari penghasilan setiap unit angkot berkisar antara Rp 80-100 ribu per hari.
Apalagi untuk sekarang sudah banyak kendaraan pribadi dan ojek online yang menjadi angkutan alternatif masyarakat. Hal itu juga yang membuat penghasilannya berkurang.
Baca Juga : Vaksinasi Booster di Puskesmas 1 Pekuncen Prioritaskan Lansia
Alasan masyarakat memilih angkutan pribadi dan ojek online karena bisa mengantarkan sampai ke tempat tujuan, bukan hanya sampai ke depan gang.
Hj Sri Baeti berharap, ke depan pemerintah lebih memperhatikan semua kalangan masyarakat, karena baginya semua terdampak Covid-19, termasuk dirinya.
Meski sekarang ia memiliki usaha pertanian yang sangat membantu perekonomiannya.
”Semenjak ada Covid-19, jumlah angkot yang beroperasi mulai berkurang. Hal itu sangat berdampak kepada para mahasiswa yang biasa menggunakan angkutan tersebut. Jadi waktu tunggu angkotnya lumayan lama,” tutur Salsa Amalia (21), salah satu penumpang angkot.(mg01-7)